Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mencuci dan Merawat Bantal agar Bersih dan Nyaman Digunakan

Kompas.com - 14/06/2022, 12:57 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di sofa dan tempat tidur, bantal dapat dengan cepat mengumpulkan penumpukan kotoran dari penggunaan sehari-hari.

Kotoran, debu, keringat, air liur, bakteri, dan bahkan jamur atau lumut dapat menumpuk di dalam bantal dari waktu ke waktu, menyebabkan bau tidak sedap dan merusak penyangganya. Untuk memastikan bantal Anda tetap segar dan bebas kuman, penting untuk membersihkannya setiap beberapa bulan.

Dilansir dari Better Homes and Gardens, Selasa (14/6/2022), berikut beberapa panduan cara mencuci bantal, cara menjaga kebersihannya, dan kapan harus menggantinya.

Baca juga: Cara Merawat dan Mencuci Bantal Sofa agar Tahan Lama

Ilustrasi mesin cuci, ilustrasi mencuci bantal dengan mesin cuci. SHUTTERSTOCK/PIXEL-SHOT Ilustrasi mesin cuci, ilustrasi mencuci bantal dengan mesin cuci.

Kiat-kiat ini akan membantu memastikan bantal Anda dicuci, dikeringkan, dan mengembang dengan sempurna.

1. Mencuci bantal di mesin cuci

"Sebagian besar bantal bulu angsa dan bantal sintetis dapat dicuci dengan mesin dan dikeringkan," kata pakar kebersihan Donna Smallin Kuper dari Unclutter.com.

Perhatikan bahwa air harus bersuhu 60 derajat celcius atau lebih tinggi untuk membunuh tungau debu. Pertimbangkan siklus putaran ekstra untuk memeras kelembapan sebanyak mungkin.

2. Pilih deterjen dengan bijak 

"Jenis deterjen cucian terbaik untuk mencuci bantal adalah sabun bebas pewangi," kata ahli kebersihan Leslie Reichert.

 

Baca juga: Jangan Dibuang, Ini 6 Cara Memanfaatkan Kembali Bantal Lama

Dia merekomendasikan deterjen alami atau resep sabun cuci buatan nenek buyutnya, yakni dengan menambahkan dua cangkir sabun dan masing-masing satu cangkir soda kue, soda cuci, dan boraks. Penting juga untuk menggunakan rekomendasi deterjen pabrikan untuk mencuci bantal.

Deterjen berlebih yang tidak dibilas dapat meninggalkan residu lengket yang menyebabkan penggumpalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com