JAKARTA, KOMPAS.com - Jeruk adalah buah yang identik dengan hari raya Imlek. Ketika kita berbicara tentang jeruk dalam budaya Tionghoa, harus diketahui bahwa ada dua jenis jeruk yang paling umum.
Dilansir dari Fengshuied, Rabu (12/1/2022), yang pertama adalah jeruk biasa yang sangat kita kenal saat ini. Adapun yang kedua adalah jeruk mandarin.
Keduanya berukuran kurang lebih sama, memiliki kulit oranye yang memperlihatkan daging berwarna oranye saat dikupas. Namun bagi orang China atau warga Tionghoa, membedakan keduanya sangat mudah.
Baca juga: 7 Tanaman Pembawa Energi Positif Menurut Feng Shui
Sementara secara tradisional dan budaya, jeruk mandarin adalah buah resmi yang digunakan dalam perayaan, tidak ada yang keberatan jika tamu yang berkunjung membawa jeruk sebagai pengganti jeruk mandarin ke suatu acara.
Akan tetapi, alasan utama mengapa jeruk mandarin dianggap sebagai buah keberuntungan yang sesuai untuk hampir semua jenis acara positif adalah karena diucapkan sebagai "kum" yang merupakan homonin dari kata emas dalam bahasa Kanton, dialek bahasa Mandarin.
Inilah sebabnya mengapa selama Tahun Baru Imlek, orang-orang mengirim jeruk sebagai hadiah.
Tujuannya adalah untuk mengucapkan semoga semua orang mendapat keberuntungan di tahun baru yang akan datang.
Baca juga: Panduan Memajang Lukisan di Dalam Ruangan Menurut Feng Shui
Orang di rumah kemudian akan memajang buah-buahan selama 14 hari pertama tahun baru Imlek untuk mengundang kemakmuran ke dalam rumah. Pohon jeruk juga terkadang dipajang di tempat bisnis dan rumah selama Imlek.
Di beberapa bagian di China, jeruk mandarin juga disajikan kepada pengantin baru sebagai berkah untuk panjang umur dan bahagia bersama.