Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Kompas.com - 24/05/2024, 17:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Empat sumber Rusia mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap menghentikan perang di Ukraina melalui perundingan gencatan senjata yang mengakui garis medan perang saat ini.

Meski demikian, Putin akan terus berperang jika Ukraina dan negara-negara Barat tidak meresponsnya.

Tiga sumber yang akrab dengan diskusi di rombongan Putin, mengatakan pemimpin veteran Rusia itu telah menyatakan rasa frustrasinya kepada sekelompok kecil penasihat.

Baca juga: Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Yakni mengenai apa yang ia pandang sebagai upaya yang didukung Barat untuk menghalangi perundingan dan keputusan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengesampingkan perundingan.

"Putin dapat berperang selama diperlukan, namun Putin juga siap melakukan gencatan senjata untuk membekukan perang," kata salah satu dari empat orang tersebut, sumber senior Rusia yang pernah bekerja dengan Putin dan memiliki pengetahuan tentang percakapan tingkat tinggi di Rusia, dikutip dari Reuters pada Jumat (24/5/2024).

Terkait gencatan senjata ini, Reuters berbicara kepada total lima orang yang bekerja atau pernah bekerja dengan Putin di tingkat senior di dunia politik dan bisnis. Sumber kelima tidak berkomentar mengenai pembekuan perang di garis depan saat ini.

Juru bicara Putin Dmitry Peskov, saat menanggapi permintaan komentar, mengatakan bahwa pemimpin Kremlin telah berulang kali menegaskan bahwa Rusia terbuka untuk berdialog guna mencapai tujuannya, dan mengatakan bahwa negaranya tidak menginginkan “perang abadi”.

Sementara Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Ukraina tidak menanggapi pertanyaan tersebut.

Penunjukan ekonom Andrei Belousov sebagai Menteri Pertahanan Rusia pekan lalu dipandang oleh beberapa analis militer dan politik Barat sebagai menempatkan perekonomian Rusia pada pijakan perang permanen untuk memenangkan konflik yang berkepanjangan.

Baca juga: Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Hal ini menyusul tekanan medan perang yang berkelanjutan dan kemajuan teritorial yang dilakukan Rusia dalam beberapa pekan terakhir.

Tetapi, sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa Putin, yang terpilih kembali pada bulan Maret untuk masa jabatan enam tahun yang baru, lebih suka menggunakan momentum Rusia saat ini untuk melupakan perang. Mereka tidak mengomentari secara langsung menteri pertahanan baru tersebut.

Berdasarkan pengetahuan mereka tentang percakapan di kalangan petinggi Kremlin, dua sumber mengatakan Putin berpandangan bahwa kemajuan dalam perang sejauh ini sudah cukup untuk menjual kemenangan kepada rakyat Rusia.

Diketahui, konflik darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua telah menelan puluhan ribu nyawa di kedua belah pihak dan menyebabkan sanksi besar-besaran dari Barat terhadap perekonomian Rusia.

Tiga sumber mengatakan Putin paham bahwa kemajuan baru yang dramatis akan memerlukan mobilisasi nasional lagi, dan satu sumber, yang mengenal presiden Rusia, mengatakan popularitasnya merosot setelah mobilisasi pertama pada September 2022.

Akan tetapi, prospek gencatan senjata, atau bahkan perundingan perdamaian, saat ini tampaknya masih kecil.

Zelensky telah berulang kali mengatakan bahwa perdamaian sesuai dengan keinginan Putin bukanlah sebuah hal yang dapat dimulai.

Dia telah berjanji untuk merebut kembali wilayah yang hilang, termasuk Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014. Dia menandatangani dekrit pada 2022 yang secara resmi menyatakan bahwa pembicaraan dengan Putin tidak mungkin dilakukan.

Baca juga: Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Salah satu sumber memperkirakan tidak ada kesepakatan yang bisa terjadi selama Zelensky berkuasa, kecuali Rusia mengabaikannya dan membuat kesepakatan dengan Washington.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, ketika berbicara di Kyiv pekan lalu, mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak yakin Putin tertarik pada negosiasi serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com