Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fikri Ceritakan Detik-detik Pengepungan RS Indonesia di Gaza oleh Tank dan Tentara Israel

Kompas.com - 27/11/2023, 18:24 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Al Jazeera

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Ketika tank dan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara pekan lalu, Fikri Rofiul Haq dihadapkan pada pilihan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman atau tetap tinggal bersama pasiennya.

Fikri adalah sukarelawan tenaga medis dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang berbasis di Jakarta.

Ia bersama rekan-rekannya dari Indonesia juga, yakni Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zazabil Al Ayubi, kemudian memutuskan untuk tetap tinggal di sana hingga militer Israel memaksa mereka pergi.

Baca juga: 12 Orang Dilaporkan Tewas Setelah Israel Menutup RS Indonesia di Gaza

"Kami dievakuasi melalui rute yang digunakan oleh Palang Merah Internasional dengan izin dari tentara Israel. Ada tiga kali evakuasi pada Senin, Selasa, dan Rabu pekan lalu, dan kami dievakuasi terakhir karena kami memprioritaskan korban luka yang berada di RS Indonesia," kata dia kepada Al Jazeera.

Fikri mengatakan pasukan Israel telah dengan sengaja menghancurkan satu-satunya generator yang masih berfungsi di rumah sakit yang didanai oleh Indonesia itu dengan membakarnya dan menewaskan 12 orang dengan menembaki lantai satu, dua, dan tiga gedung tanpa pandang bulu.

"Sebelum kami dievakuasi, serangan semakin lama semakin parah, dari jam ke jam," terang dia, yang tidak dapat berkomunikasi selama beberapa minggu hingga dievakuasi ke Khan Younis.

"Saya melihat dengan mata kepala sendiri. Ada tiga tank besar yang berjarak sekitar 50 meter dari gedung RS Indonesia di Gaza dan mereka menembaki rumah sakit secara berkala, yang sangat menghancurkan. Sekarang Rumah Sakit Indonesia telah diambil alih sepenuhnya oleh tentara Israel," kata Fikri.

Pasukan Israel, yang awalnya memberikan waktu beberapa jam kepada staf medis dan pasien untuk meninggalkan rumah sakit, telah dituduh membuat salah satu fasilitas medis terbesar di Gaza itu hancur berantakan.

Peristiwa itu terjadi beberapa hari menjelang gencatan senjata empat hari dengan Hamas yang dimulai pada Jumat (26/11/2023).

Baca juga: 200 Pasien Dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada Jumat itu, bahwa tembakan Israel pada jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata menewaskan seorang perempuan dan melukai setidaknya tiga orang lainnya.

Osama Bin Javaid dari Al Jazeera, yang mendapatkan akses ke RS Indonesia di Gaza, melaporkan bahwa ada "bau busuk kematian" di luar rumah sakit. Dia menyaksikan, ada mayat-mayat yang hangus dan membusuk, termasuk anak-anak. Mayat menumpuk di sudut-sudut rumah sakit.

Sarbini Abdul Murad, kepala MER-C di Jakarta, mengatakan bahwa serangan terhadap RS Indonesia di Gaza merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Menurut dia, Indonesia harus berbuat lebih banyak untuk menuntut pertanggungjawaban Israel setelah kehancuran rumah sakit yang diresmikan pada 2016 oleh Jusuf Kalla itu.

Pembangunan RS Indonesia di Gaza didanai oleh sumbangan dari warga negara Indonesia dan organisasi kemanusiaan.

Namun, pengaruh Indonesia mungkin terbatas. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan rumah sakit ini tidak dimiliki oleh Indonesia atau orang Indonesia karena disumbangkan untuk masyarakat Gaza.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com