Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Israel Dipertanyakan Usai Gagal Endus Serangan Hamas

Kompas.com - 11/10/2023, 18:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: VOA Indonesia

GAZA, KOMPAS.com - Para kepala pertahanan Israel menghadapi sejumlah pertanyaan bagaimana serangan mematikan oleh Hamas bisa terjadi.

Kelompok Palestina itu pada Sabtu (7/10/2023) menerobos penghalang di sekitar Gaza dan menyebar di sekitar kota serta membunuhi warga sipil di kota Israel itu.

Sehari setelah peringatan 50 tahun dimulainya Perang Yom Kippur pada 1973, ketika pasukan Israel dikejutkan oleh serangan tank-tank Suriah dan Mesir, militer Israel kembali dikejutkan dengan serangan mendadak.

Baca juga: Perang Yom Kippur 1973: Penyebab dan Mengapa Israel Menyerang Mesir

“(Serangan) itu mirip dengan apa yang terjadi saat itu,” kata purnawirawan Jenderal Giora Eiland, mantan kepala Dewan Keamanan Israel.

“Seperti yang kita lihat, Israel benar-benar dikejutkan dengan serangan yang diatur dengan sangat baik,” kata Eiland dalam jumpa pers dengan para wartawan.

Reaksi warga Palestina setelah melihat kendaraan militer Israel yang terbakar setelah ditembaki oleh orang Palestina bersenjata di bagian wilayah perbatasan Israel-Gaza yang dikuasai oleh Israel, Sabtu, 7 Oktober 2023.REUTERS/MOHAMMED FAYQ ABU MOSTAFA via VOA INDONESIA Reaksi warga Palestina setelah melihat kendaraan militer Israel yang terbakar setelah ditembaki oleh orang Palestina bersenjata di bagian wilayah perbatasan Israel-Gaza yang dikuasai oleh Israel, Sabtu, 7 Oktober 2023.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, akan ada pembahasan tentang persiapan intelijen “pada masa depan”, tetapi saat ini perhatian terpusat pada pertempuran.

“Kita akan membahas hal itu ketika kita perlu membahas mengenai hal itu,” kata Eiland.

Israel menganggap Hamas sebagai musuh bebuyutannya. Namun sejak menimbulkan kerugian besar di Gaza akibat perang 10 hari pada 2021, Israel menerapkan strategi ‘hadiah dan hukuman’ untuk menjaga stabilitas di kantong permukiman yang diblokade itu.

Israel menawarkan insentif ekonomi, termasuk mengeluarkan ribuan izin bekerja agar warga Gaza bisa bekerja di Israel atau di Tepi Barat yang diduduki.

Pada saat yang sama, Israel tetap mempertahankan blokade yang ketat dan ancaman serangan udara yang terus-menerus.

Selama 18 bulan terakhir ketika kekerasan membara di sepanjang Tepi Barat, Gaza malah cukup tenang. Hanya sejumlah bentrokan lintas batas sporadis yang melibatkan gerakan yang lebih kecil. Sementara Hamas lebih memilih tidak ikut campur.

Pemerintahan sayap kanan pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selalu mengutamakan keamanannya dan mengambil sikap tanpa kompromi terhadap faksi Palestina termasuk Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007.

Baca juga: Kekhawatiran akan Perang dengan Israel Meningkat di Lebanon

Seorang anak laki-laki Palestina berdiri dekat kendaraan militer Israel yang terbakar setelah orang-orang bersenjata Palestina menyusup ke wilayah yang dikuasai Israel di utara Jalur Gaza, 7 Oktober 2023.REUTERS/MAHMOUD ISSA via VOA INDONESIA Seorang anak laki-laki Palestina berdiri dekat kendaraan militer Israel yang terbakar setelah orang-orang bersenjata Palestina menyusup ke wilayah yang dikuasai Israel di utara Jalur Gaza, 7 Oktober 2023.
Kegagalan intelijen

Namun, pada saat kejadian, aparat keamanan Israel tampak kewalahan ketika orang-orang bersenjata dari kelompok Hamas, yang menurut militer jumlahnya ratusan, menerobos pagar-pagar pengamanan dan menyebar ke kota-kota.

“Ini adalah kegagalan intelijen, tidak ada penyebab lain,” kata Jonathan Panikoff, mantan wakil pejabat intelijen nasional untuk masalah Timur Tengah Pemerintah Amerika Serikat (AS). Panikoff kini bekerja untuk lembaga kajian Dewan Atlantik (the Atlantic Council)

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Ajudan Netanyahu Bocorkan Sikap Israel soal Usulan Gencatan Senjata Baru yang Diumumkan Biden 

Ajudan Netanyahu Bocorkan Sikap Israel soal Usulan Gencatan Senjata Baru yang Diumumkan Biden 

Global
Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com