Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Xi Jinping di Beijing, Macron Desak China Campur Tangan Akhiri Perang Rusia Ukraina

Kompas.com - 06/04/2023, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden China Xi Jinping untuk berunding dengan Rusia dan membantu mengakhiri perang di Ukraina.

Desakan itu disampaikan Macron kepada Xi ketika keduanya mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Beijing, Kamis (6/4/2023).

“Agresi Rusia di Ukraina telah memukul stabilitas (internasional),” kata Macron kepada Xi di luar Aula Besar Rakyat, Beijing, menjelang pertemuan mereka.

Baca juga: 3 Kapal Perang China dan 1 Helikopter Terdeteksi di Sekitar Taiwan

“Saya tahu saya dapat mengandalkan Anda untuk membawa kembali Rusia ke akal sehat dan semua orang kembali ke meja perundingan,” sambung Macron, sebagaimana dilansir Reuters.

Kunjungan Macron bersama Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dilakukan setelah hubungan Perancis dan Uni Eropa dengan Beijing yang memburuk selama bertahun-tahun.

Hubungan tersebut memburuk atas sejumlah masalah seperti pakta investasi yang macet, kritik terhadap transparansi China tentang Covid-19, dan keengganan Beijing untuk mengutuk Rusia atas invasi Ukraina.

Baca juga: Macron dan Biden Sepakat Libatkan China untuk Akhiri Perang Ukraina

Berbicara kepada pers setelah kedatangannya di Beijing pada Rabu (5/4/2023), Macron mengatakan bahwa Eropa harus menolak mengurangi hubungan perdagangan dan diplomatik dengan China.

Von der Leyen akan bertemu Xi setelah Macron sebelum ketiganya mengadakan pembicaraan trilateral di Kamis malam.

Macron mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Li Qiang sebelum bertemu Xi.

Media Pemerintah China, CCTV, menguti Xi yang mengatakan bahwa “Negeri Panda” dan “Negeri Anggur” memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mengatasi perbedaan saat dunia mengalami perubahan sejarah.

Baca juga: China: Kesepakatan Pangkalan Militer Filipina-AS Bahayakan Perdamaian Regional

Titik awal baru

Sebelum menemui Macron, Li bertemu von der Leyen. Dalam kesempatan itu, Li menyampaikan bahwa Eropa harus menghilangkan risiko diplomatik dan ekonomi dengan China.

“Baik Eropa dan China mendapat banyak manfaat dari hubungan ini, namun hubungan Uni Eropa-China menjadi lebih kompleks dalam beberapa tahun terakhir dan penting bagi kita untuk membahas bersama semua aspek hubungan kita hari ini,” kata von der Leyen sebelum bertemu dengan Li.

Li menuturkan, kemitraan dengan Uni Eropa dan Perancis berada di titik awal baru dan kedua belah pihak harus saling menghormati serta mematuhi kerja sama yang saling menguntungkan.

Baca juga: Malaysia Akan Negosiasi Sengketa Laut China Selatan dengan Beijing

Beijing sendiri sangat ingin memastikan Eropa tidak mengikuti upaya yang dipimpin AS untuk menahan kebangkitan China.

“Kunjungan Macron diharapkan membuahkan hasil nyata dalam memajukan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan Perancis, serta meningkatkan rasa saling percaya politik,” tulis outlet media Pemerintah China, Global Times, dalam tajuk rencananya.

Global Times menambahkan, berbagai kekuatan di Eropa dan AS sangat memperhatikan kunjungan Macron dan memberikan pengaruh ke arah yang berbeda.

“Dengan kata lain, tidak semua orang ingin melihat kunjungan Macron ke China berjalan lancar dan sukses,” jelas Global Times.

Baca juga: Jepang Akan Hapus Persyaratan Tes Covid-19 Setibanya dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com