KOMPAS.com – Berita tentang pandangan sosiolog yang menyatakan Indonesia bisa saja mengalami resesi seks di masa mendatang seperti China dan Jepang memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita tentang kisah unik seorang pria di Kolombia bisa menjadi korban salah tangkap polisi sebanyak tiga kali karena memiliki nama sama dengan gembong narkoba.
Berita di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni memuat banyaknya kematian di Afghanistan akibat cuaca dingin ekstrem. Dalam sebulan terakhir, jumlah warga yang tewas bahkan mencapai 162 orang.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Jerman Kirim Tank Leopard 2 ke Ukraina | Temuan Baru Jatuhnya Pesawat MH17
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Jumat (27/1/2023) hingga Sabtu (28/1/2023) pagi yang dapat Anda simak:
Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Anis Farida mengatakan, berdasarkan angka pertumbuhan penduduk yang tercatat saat ini, Indonesia belum mengalami fenomena resesi seks, yang menimpa kekuatan besar Asia seperti China, Jepang dan Korea Selatan sejak 2014 silam.
Dia memandang fenomena tersebut cukup mengejutkan terjadi di wilayah Asia mengingat penduduk di negara Asia yang memiliki kecenderungan untuk mengagungkan keturunan.
Fenomena semacam itu, ujar Anis, dapat terjadi di Indonesia seiring dengan berjalannya waktu. Menurutnya, generasi muda di usia yang sudah matang untuk menikah pada saat ini banyak yang cenderung untuk menunda pernikahan dan memiliki anak dengan alasan karir ataupun melanjutkan pendidikan.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: [POPULER GLOBAL] WNI Jadi Imigran Gelap di Inggris | Main Petak Umpet Pindah Negara
Seorang pria di Kolombia mengalami nasib sial setelah pernah dijebloskan ke penjara tiga kali dalam 13 tahun terakhir karena memiliki nama yang sama dengan pemimpin kartel narkoba yang dicari.
Dia adalah René Martínez Gutiérrez.
Aslinya, pria berusia 46 tahun itu adalah sosok family man dan tidak memiliki catatan kriminal sama sekali atas namanya.
Baca kisah selengkapnya di sini
Amerika Serikat pada Kamis (26/1/2023) memberlakukan sanksi tambahan terhadap perusahaan militer swasta Rusia Grup Wagner.
Grup Wagner dianggap para pejabat AS telah membantu militer Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Departemen Keuangan AS mengatakan telah menetapkan Wagner Group sebagai organisasi kriminal transnasional yang signifikan.