Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Lebanon Kosongkan Istana Negara, Tinggalkan Negara dalam Krisis Tanpa Pengganti

Kompas.com - 31/10/2022, 19:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Lebanon Michel Aoun mengosongkan istana kepresidenan dan meninggalkannya tanpa penerus yang menggantikannya ketika negara yang terpecah itu berjuang untuk pulih dari krisis keuangan selama bertahun-tahun.

Berbicara kepada para pendukungnya di luar istana kepresidenan Baabda di Beirut pada Minggu (30/10/2022), dia mengatakan negara Timur Tengah itu memasuki “babak baru yang membutuhkan upaya besar”.

“Tanpa upaya ini, kita tidak dapat mengakhiri penderitaan kita,” kata pemimpin berusia 89 tahun yang menjabat pada 2016 itu, di depan para pendukung sehari lebih awal dari waktu yang dimandatkan kepadanya berakhir.

“Kita tidak bisa membawa negara kita kembali berdiri. Kami tidak dapat menyelamatkan Lebanon dari lubang yang dalam ini,” katanya sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Krisis Lebanon, Nasabah Bawa Pistol dan Granat untuk Tarik Uang dari Bank

Parlemen Lebanon sejauh ini tidak dapat menyepakati siapa yang akan mengambil alih peran presiden.

Padahal posisi itu memiliki kekuatan untuk menandatangani RUU menjadi undang-undang, menunjuk perdana menteri baru dan menyusun formasi pemerintah sebelum mereka dipilih oleh parlemen.

Lebanon telah diperintah oleh kabinet sementara, dengan Perdana Menteri Najib Mikati, yang ditunjuk, berusaha selama enam bulan untuk membentuk pemerintahan.

'Presiden yang tidak beruntung'

Ali Hashem dari Al Jazeera melaporkan dari Baabda mengatakan orang-orang di negara itu memiliki “perasaan campur aduk” atas pemerintahan enam tahun Aoun.

“Pendukung Michel Aoun mengatakan dia adalah presiden yang tidak beruntung. Saingannya ... mengatakan dia telah gagal dan sangat mengecewakan," tambah Hashem.

“Era Michel Aoun yang berakhir Senin (31/10/2022) akan selalu diingat karena ledakan di pelabuhan Beirut pada 2020 … dan juga krisis keuangan dan protes yang dimulai pada 2019. Ini adalah aspek utama dari warisannya.”


Baca juga: Parahnya Krisis Ekonomi Lebanon, Mantan Pejabat Ikut Menduduki Bank, Putus Asa Ingin Ambil Uang Sendiri

Lebih dari 220 orang tewas dan sekitar 6.500 terluka dalam ledakan pelabuhan Beirut pada 2020. Sekitar 300.000 rumah rusak atau hancur.

Krisis keuangan 2019 mendorong lebih dari 80 persen populasi ke dalam kemiskinan dan memicu protes anti-pemerintah paling luas dalam sejarah baru-baru ini.

Aoun adalah sosok yang sangat memecah belah. Dia dipuja oleh banyak orang Kristen yang memandangnya sebagai pembela mereka dalam sistem sektarian Lebanon, tetapi dituduh oleh para kritikus memungkinkan korupsi dan membantu kelompok bersenjata Syiah Hizbullah mendapatkan pengaruh.

Dia mengamankan kursi kepresidenan pada 2016, didukung oleh Hizbullah dan saingannya politisi Kristen Maronit Samir Geagea dalam kesepakatan yang membawa politisi Sunni terkemuka saat itu, Saad al-Hariri, kembali sebagai perdana menteri.

Dalam minggu terakhirnya di istana, ia menandatangani kesepakatan yang dimediasi AS, yang menggambarkan perbatasan laut selatan Lebanon dengan Israel.

Baca juga: Penyanderaan Bank oleh Nasabah Terjadi di Mana-mana, Bank-bank Lebanon Akan Ditutup

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com