Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disertasi Doktoral Universitas Sahid, Iskandar: Medsos Kunci Atasi Krisis Ideologi Pancasila di Kalangan Generasi Muda

Kompas.com - 23/05/2024, 08:58 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Fondasi ideologi Pancasila di kalangan generasi muda Indonesia tampak mulai goyah. Hasil penelitian Iskandar, promovendus Universitas Sahid Jakarta, menunjukkan 83,3 persen pelajar SMA beranggapan Pancasila bukan ideologi permanen dan bisa diganti ideologi lain.

Temuan ini diungkapkan Iskandar saat mempertahankan disertasinya dalam bidang Komunikasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta pada Rabu (21/5/2024) dengan judul "Analisis Diseminasi dan Resepsi Ideologi Pancasila Melalui Media Sosial (Studi Kasus YouTube BPIP RI)".

Iskandar memaparkan bahwa fenomena degradasi pemahaman dan penghayatan ideologi Pancasila ini dapat diatasi melalui desiminasi yang masif melalui media sosial.

"Diperlukan upaya keras untuk membendung krisis ideologi Pancasila ini. Salah satu caranya adalah melalui desiminasi Pancasila yang masif dan kreatif melalui media sosial," ujar Iskandar.

Penelitian Iskandar menunjukkan bahwa YouTube BPIP RI, kanal media sosial milik Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), memiliki potensi besar untuk menjangkau generasi muda.

Namun, konten-konten yang disajikan BPIP RI di YouTube dinilai masih kurang menarik dan interaktif bagi generasi muda.

"Dengan fakus pada desiminasi melalui media sosial, akan membuka peluang untuk meningkatkan kesadaran masyarakt terhadap nilai-nilai Pancasila dan memperkuat fondasi kebangsaan," ungkap Iskandar.

Iskandar menegaskan, tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana proses komunikasi BPIP dalam mendiseminasikan idiologi Pancasila melalui YouTube serta untuk menjelaskan bagaimana posisi audiens dalam merespon konten yang disampaikan BPIP melalui YouTube.

Penelitian ini, kata dia, menggunakan analisis dengan mengintegrasikan dua teori komunikasi yaitu teori resepsi Stuart Hall dan model komunikasi Lasswell. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode penelitian adalah studi kasus untuk menganalisis lebih terperinci dan mengamati bagaimana pesan idiologi Pancasila disebarkan, diterima, dan diproses oleh audien YouTube, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses tersebut.

Menurut Iskandar, hasil penelitian menunjukkan bahwa resepsi khalayak penonton kanal YouTube BPIP mayoritas pada posisi negosiasi.

"Untuk mengubah resepsi khalayak dari posisi negosiasi menjadi posisi dominan, maka dibutuhkan gimik simbolik," katanya.

Saran-saran diberikan untuk meningkatkan efektivitas desiminasi idiologi Pancasila, jelas Iskandar, termasuk penelitian yang lebih mendalam tentang respon audien, peningkatan kualitas konten, memperkuat keterlibatan audien, dan teruma memantau danpak desiminasi idiologi Pancasila melalui media sosial.

Baca juga: Perluas Pembinaan Ideologi Pancasila, BPIP Jadikan Kabupaten Klaten sebagai Mercusuar Nasional

Selain itu, jelas Iskandar, saran juga mencakup pemberian hadiah atau beasiswa sekolah dan kuliah dari BPIP.

Diharapkan bahwa penerapan saran-saran tersebut dapat meningkatkan keberhasilan diseminasi idiologi Pancasila dalam memperkuat kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com