KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto memaparkan sejumlah pernyataan dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Dalam debat tersebut para kandidat membahas sejumlah topik terkait kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri beberapa pernyataan Prabowo. Berikut hasil rangkuman pengecekan fakta pernyataan Prabowo dalam debat Pilpres kelima:
Prabowo mengatakan, Indonesia saat ini kekurangan dokter sekitar 140.00 orang.
"Kami akan segera mempercepat mengatasi kekurangan dokter di Indonesia. Kita kekurangan sekitar 140.000 dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia. Dari yang sekarang 92, kita akan membangun 300 fakultas kedokteran," ujar Prabowo.
Bagaimana faktanya?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan rasio dokter dan penduduk adalah 1:1.000 hal itu sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, setiap 1.000 penduduk tersedia satu dokter.
Namun, Indonesia belum mencapai rasio dokter dan penduduk yang ideal. Kemenkes mencatat rasio dokter dan penduduk secara nasional masih di bawah standar, yakni 0,32 dokter per 1.000 penduduk.
Per 31 Desember 2022, jumlah tenaga medis yang memiliki STR aktif yakni 230.564 dokter. Perinciannya, 144.903 dokter umum, 45.078 dokter spesialis, 35.811 dokter gigi, dan 4.772 dokter gigi spesialis.
Sementara, berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2022, jumlah dokter Indonesia yang bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah per 2022 yakni 176.110 dokter atau setara 12,23 persen dari seluruh tenaga kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa Indonesia kekurangan 130.000 dokter karena WHO menyarankan rasio dokter dan penduduk 1:1.000.
Selengkapnya baca di sini
Prabowo menyebut, baru ada 92 fakultas kedokteran (FK) di Indonesia.
“Kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia, dari yang sekarang berjumlah 92, kita akan membangun 300 fakultas kedokteran,” ujar dia.
Bagaimana faktanya?
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, Indonesia saat ini baru memiliki 92 Fakultas Kedokteran. Angka tersebut, menurut Budi, masih terlalu minim.
Sebab, lulusan dokter dari 92 FK masih terlalu timpang dengan jumlah penduduk di Indonesia. Padahal berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 1.000 populasi penduduk diperlukan satu dokter.
Selengkapnya baca di sini.
Prabowo mengatakan, dua penyebab kematian utama di Indonesia yakni karena penyakit stroke dan jantung.
“Masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter. Kita kurang 140.000 dokter. Itu utama. Bayangkan kalau ada yang kena stroke atau serangan jantung, dua sebab yang paling besar kematian, di beberapa kabupaten, tidak ada spesialis jantung atau spesialis stroke. Dua tidak ada perlengkapan yang memadai CT scan, PET scan, jarang ada di kabupaten," kata Prabowo.
Bagaimana faktanya?
Berdasarkan data WHO pada tahun 2019, stroke merupakan penyakit yang menyumbang angka kematin terbanyak di Indonesia yakni 131,8 kasus kematian per 100.000 penduduk.