KOMPAS.com - Konflik antara Israel dan Palestina menjadi sorotan di media sosial. Kemunculan video salah konteks pun tak terhindarkan.
Contohnya kabar soal mortir yang menghantam markas Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
Ada pula pengibaran bendera di Masjid Imam Reza, Iran yang dikaitkan sebagai serangan balas dendam kepada Israel.
Beredar pula hoaks politik soal Koalisi Indonesia Maju, pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres), dan kasus pembunuhan kopi sianida.
Berikut rangkuman penelusuran fakta dari hoaks yang beredar pekan ini.
Video benda bercahaya di atas markas UNIFIL beredar di media sosial.
Benda bercahaya yang diluncurkan itu diklaim sebagai serangan mortir dari Israel.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Julius Widjojono meluruskan, benda dalam video merupakan roket suar yang rutin ditembakkan di maskas.
Suar itu berfungsi memberikan penerangan, untuk mencegah kemungkinan adanya infiltrasi.
"Tiap malam di perbatasan sering ditembakkan ke atas. Setelah cahaya flare habis, kemudian jatuh dan tidak ada daya ledakan, namun karena terbuat dari besi maka menimbulkan kerusakan terhadap benda atau permukaan yang terkena jatuhnya flare tersebut," kata Julius, dilansir Kompas.com, Kamis (26/10/2023).
Ia memastikan TNI yang bertugas di UNIFIL dalam keadaan aman.
Sebuah video di Facebook mengeklaim Jessica Wongso telah bebas dari penjara. Terpidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin itu juga diklaim mendapat ganti rugi Rp 800 juta.
Namun seperti video hoaks pada umumnya, isi video tidak sesuai dengan judulnya.
Klip yang dipakai menampilkan pernyataan pengacara Kamaruddin Simanjuntak, yang mengatakan bahwa Jessica seharusnya bebas dan mendapatkan ganti rugi.
Namun faktanya, kasus Jessica telah melewati lima tingkatan sidang dan dinyatakan selesai secara hukum.