KOMPAS.com - Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mampu mengolah dan memproduksi suara dari tokoh terkenal.
Bekalangan ditemukan video menampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato dalam bahasa China.
Video tersebut disebarkan oleh akun LinkedIn ini pada Rabu (25/10/2023). Arsipnya dapat dilihat di sini. Video yang sama ditemukan di akun X ini.
Dalam video berdurasi 80 detik tersebut, terlihat gerak mulut Jokowi sesuai dengan bahasa Mandarin yang diucapkan.
Gerak bibir yang selaras membuat video itu tampak nyata. Padahal, konten tersebut merupakan hasil rekayasa.
Lantas, bagaimana cara mengetahui keaslian video yang beredar? Simak penelusuran fakta berikut.
Tim Cek Fakta mencoba menelusuri suara yang dikeluarkan Jokowi dalam video dengan bantuan AI Voice Detector.
AI Voice Detector merupakan platform yang mampu mendeteksi suara hasil rekayasa AI.
Langkah pertama yang dilakukan yakni mengunduh versi MPEG-1 Audio Layer 3 atau MP3 dari audio yang beredar.
Ambil lima atau tujuh bagian audio, lalu hilangkan latar suara menggunakan Vocal Remover.
Langkah ini berguna untuk membuat hasil suara lebih fokus dan tidak terganggu suara latar, seperti musik atau tepuk tangan.
Berikutnya, unggah berkas suara di situs AI Voice Detector untuk mengetahui seberapa asli suara tersebut.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta menunjukkan bahwa suara Jokowi berbahasa China 71,53 persen merupakan suara hasil rekayasa AI.
Apabila dilihat sekilas, tidak ada yang janggal dari video Jokowi berpidato dalam bahasa China.
Namun, apabila diperhatikan dengan saksama mimik dan gerak kepala Jokowi tampak kaku.