KOMPAS.com - Keberadaan ratusan kepala arca Buddha di Candi Borobudur masih menjadi misteri. Dari 504 arca di sana, hanya 228 arca yang memiliki kepala, sementara sisanya hanya berupa tubuh.
Arkeolog Balai Konservasi Borobudur (BKB) Winda Diah Puspita Rini menjelaskan, kondisi Candi Borobudur tertutup tanah akibat bencana alam saat ditemukan pada 1814.
Kondisi tersebut membuat beberapa arca di Candi Borobudur bergelimpangan dan patah pada bagian kepala.
Baca juga: Cerita Werdi Mencocokkan dan Susun Batu Saat Pemugaran Candi Borobudur pada 1973...
“Ketika Candi Borobudur ditemukan tertutup tanah, terus ada yang bergelimpangan patung-patungnya. Kalau misal jatuh dari atas yang rawan patah bagian kepala," ujar Winda, saat ditemui di kantor BKB, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023).
"Nah, jadi kepalanya menggelinding di halaman candi, ada yang ditemukan tapi ada juga yang tidak ditemukan,” tuturnya.
Winda menuturkan, BKB tidak dapat memastikan keberadaan kepala arca yang hilang. Kemungkinan ada yang masih terpendam, sudah berpindah tangan, atau dicuri.
“Dulu pengamanannya kan juga belum bagus, sehingga kemungkinan ada juga yang diambil orang,” ungkap Winda.
Winda menjelaskan, saat ini BKB menyimpan 57 kepala arca. Kepala tersebut tidak dipasang karena belum diketahui pasangan pada bagian tubuhnya.
Pemasangan kepala arca harus melalui penelitian supaya bagian tubuh dan kepala identik.
“Kalau saat ini Balai Konservasi menyimpan 57 kepala arca. Arca tersebut belum dipasang karena belum diketahui lokasinya. Tidak bisa dipasang sembarangan karena setiap kepala berbeda batunya,” ujarnya.
Baca juga: Borobudur Tak Hanya Candi, Kekuatan Cerita Rakyat Juga Jadi Unggulan
Winda menceritakan, pada 2010, ada warga di sekitar Candi Borobudur yang menemukan kepala arca tertimbun tanah.
Setelah dilakukan penelitian ternyata cocok dengan bagian tubuh arca di Candi Borobudur. Kemudian, kepala arca itu dipasang.
Pada 2013, BKB juga sempat mendapat laporan terkait lima kepala arca Buddha yang dimiliki oleh seorang kolektor di Perancis. Kepala arca tersebut difoto dan diidentifikasi.
Namun setelah diteliti, disimpulkan bahwa kepala arca tersebut bukan berasal dari Candi Borobudur karena memiliki ciri-ciri berbeda, mulai dari bentuk rambut, alis, bibir, serta bentuk kepala.
“Kalau di luar negeri kemungkinan ada. Tapi kita tidak tahu pastinya. Karena pada masa Pemerintah Hindia Belanda, ketika ada tamu dari luar negeri kerap dikasih oleh-oleh benda cagar budaya. Misalnya patung singa, kepala arca, batu berhias dan lainnya,” ungkap Winda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.