Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memecat lima menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Dalam unggahan disebutkan, pemecatan dilakukan karena lima menteri tersebut terbukti bersekongkol dengan Pimpinan Pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang.
Setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Panji Gumilang sendiri kini tengah menjadi sorotan usai dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama.
Narasi soal Jokowi memecat lima menteri karena terbukti bersekongkol dengan Panji Gumilang muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.
Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 8 menit 10 detik pada 27 Juli 2023 dengan judul:
5 MENTRI JOKOWI DIPEC4T, TERBUKTI IKUT SEK0NGKOL DIK4SVS PANJI GUMILANG..
Dalam thumbnail video terdapat sejumlah orang yang tengah menandatangani sebuah dokumen dengan disaksikan Jokowi. Gambar tersebut diberi keterangan:
5 MENTERI JOKOWI DIPECAT TERBUKTI IKUT SENGKONGKOL DIKASUS AL ZAYTUN
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar di thumbnail video yang memperlihatkan sejumlah orang tengah menandatangani sebuah dokumen dengan disaksikan Jokowi.
Hasilnya, gambar tersebut identik dengan yang ada di akun Twitter milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berikut ini.
Dalam foto asli, tidak terdapat sosok Jokowi. Adapun foto tersebut diambil pada 2021, ketika Ketua KPK Firli Bahuri melantik sebelas jaksa penuntut umum dan kepala bagian perbendaharaan di Gedung Merah Putih KPK.
Sementara, setelah disimak sampai tuntas tidak ditemukan informasi Jokowi memecat lima orang menteri karena bersekongkol dengan Panji Gumilang.
Narator hanya membacakan artikel di laman tvOnenews ini, berjudul "Berbondong-bondong Pasang Badan untuk Al Zaytun, Ini Sosok-sosok yang Getol Dukung Ponpes Pimpinan Panji Gumilang, Ada yang Rela Tanggung Keuangannya".
Artikel tersebut membahas dua sosok yang dianggap membela Ponpes Al Zaytun. Mereka adalah pengamat militer, pertahanan, dan keamanan Connie Rahakundini Bakrie serta pengusaha Pablo Benua.