Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

27 Juni 1940, Jerman Operasikan Enigma untuk Kirim Pesan Rahasia

Kompas.com - 28/06/2023, 09:54 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum dan selama Perang Dunia II, Jerman mengoperasikan mesin Enigma untuk mengirim pesan rahasia yang terenkripsi dengan aman.

Dilansir History, Enigma dioperasikan untuk pertama kalinya pada 27 Juni 1940. Perangkat tersebut dipasang oleh Jerman di wilayah Perancis yang baru mereka kuasai.

Jerman mendirikan stasiun radio yang dilengkapi Enigma di Brest dan kota pelabuhan Cherbourg. Enigma digunakan untuk mengirim pesan rahasia ke pasukan pengebom Jerman.

Pesan yang dikirim dalam bentuk kode itu berisi informasi target pengeboman di Inggris.

Sejarah mesin Enigma

Dikutip dari The Turing Guide (2017) karya Jack Copeland dan beberapa penulis lain, tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia I, Angkatan Laut Jerman menyadari komunikasi terenkripsinya selama konfrontasi dengan Inggris dan Rusia telah dibaca musuh.

Baca juga: Mesin Enigma, Pengirim Pesan Rahasia Nazi Jerman Ditemukan di Laut Baltik

Kemudian, militer Jerman merombak sistem keamanan sandi mereka, dan dari tahun 1926 berbagai cabang militer mulai mengadopsi mesin enkripsi yang dikenal sebagai Enigma.

Pada awal Perang Dunia II serangkaian modifikasi pada Enigma telah membuat mesin tersebut lebih aman, dan Enigma menjadi pusat sistem komunikasi militer yang sangat efektif.

Kendati demikian, asal dari mesin enkripsi yang memainkan peran penting dalam Perang Dunia II itu tidak sepenuhnya jelas.

Pada awal 1920-an aplikasi paten untuk mesin enkripsi berbasis rotor diajukan oleh seorang penemu Belanda, Hugo Koch, dan juga oleh seorang insinyur Jerman, Arthur Scherbius.

Pada 1923, sebuah perusahaan bernama Chiffrienmaschinen AG memamerkan mesin enkripsi yang berat dan besar di International Postal Congress di Bern, Swiss.

Mesin tersebut memiliki keyboard mesin ketik standar untuk input, dan desainnya mengikuti paten asli Scherbius. Scherbius menamai mesinnya 'Enigma'.

Model pertama mesin itu diberi nama 'Model A', lalu kemudian muncul Model B, C, dan D.

Baca juga: Operasi Pembebasan Perancis pada Masa Perang Dunia II

Pada 1927 Model D dijual secara luas untuk penggunaan komersial. Sejumlah negara membeli mesin Enigma untuk mempelajarinya.

Edward Travis, Wakil Kepala Unit Intelijen Sinyal Inggris di Government Code and Cypher School, membeli Enigma atas nama pemerintah Inggris pada pertengahan 1920-an.

Pada 1926, Angkatan Laut Jerman memutuskan untuk menggunakan Enigma. Sementara itu, Angkatan Darat Jerman mulai mendesain ulang Enigma untuk memperkuat keamanannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com