KOMPAS.com - Sebelum dan selama Perang Dunia II, Jerman mengoperasikan mesin Enigma untuk mengirim pesan rahasia yang terenkripsi dengan aman.
Dilansir History, Enigma dioperasikan untuk pertama kalinya pada 27 Juni 1940. Perangkat tersebut dipasang oleh Jerman di wilayah Perancis yang baru mereka kuasai.
Jerman mendirikan stasiun radio yang dilengkapi Enigma di Brest dan kota pelabuhan Cherbourg. Enigma digunakan untuk mengirim pesan rahasia ke pasukan pengebom Jerman.
Pesan yang dikirim dalam bentuk kode itu berisi informasi target pengeboman di Inggris.
Dikutip dari The Turing Guide (2017) karya Jack Copeland dan beberapa penulis lain, tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia I, Angkatan Laut Jerman menyadari komunikasi terenkripsinya selama konfrontasi dengan Inggris dan Rusia telah dibaca musuh.
Baca juga: Mesin Enigma, Pengirim Pesan Rahasia Nazi Jerman Ditemukan di Laut Baltik
Kemudian, militer Jerman merombak sistem keamanan sandi mereka, dan dari tahun 1926 berbagai cabang militer mulai mengadopsi mesin enkripsi yang dikenal sebagai Enigma.
Pada awal Perang Dunia II serangkaian modifikasi pada Enigma telah membuat mesin tersebut lebih aman, dan Enigma menjadi pusat sistem komunikasi militer yang sangat efektif.
Kendati demikian, asal dari mesin enkripsi yang memainkan peran penting dalam Perang Dunia II itu tidak sepenuhnya jelas.
Pada awal 1920-an aplikasi paten untuk mesin enkripsi berbasis rotor diajukan oleh seorang penemu Belanda, Hugo Koch, dan juga oleh seorang insinyur Jerman, Arthur Scherbius.
Pada 1923, sebuah perusahaan bernama Chiffrienmaschinen AG memamerkan mesin enkripsi yang berat dan besar di International Postal Congress di Bern, Swiss.
Mesin tersebut memiliki keyboard mesin ketik standar untuk input, dan desainnya mengikuti paten asli Scherbius. Scherbius menamai mesinnya 'Enigma'.
Model pertama mesin itu diberi nama 'Model A', lalu kemudian muncul Model B, C, dan D.
Baca juga: Operasi Pembebasan Perancis pada Masa Perang Dunia II
Pada 1927 Model D dijual secara luas untuk penggunaan komersial. Sejumlah negara membeli mesin Enigma untuk mempelajarinya.
Edward Travis, Wakil Kepala Unit Intelijen Sinyal Inggris di Government Code and Cypher School, membeli Enigma atas nama pemerintah Inggris pada pertengahan 1920-an.
Pada 1926, Angkatan Laut Jerman memutuskan untuk menggunakan Enigma. Sementara itu, Angkatan Darat Jerman mulai mendesain ulang Enigma untuk memperkuat keamanannya.