KOMPAS.com - Informasi kesehatan yang salah kaprah soal bayam dan tahu beredar melalui pesan berantai dan media sosial.
Makan bayam dan tahu bersamaan diklaim dapat mengakibatkan terbentuknya batu dan kista dalam tubuh.
Menanggapi hal itu, dokter sekaligus ahli gizi masyarakat dr Tan Shot Yen, M Hum menyebutkan bahwa pesan berantai yang beredar berisi informasi yang salah.
"Reaksi kimia tidak bisa dipahami sempit dalam pangan fungsional dan hasil metabolisme pencernaan," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/5/2023).
Tan memastikan, kista tidak dapat terbentuk serta-merta hanya karena seseorang memakan bayam dan tahu bersamaan.
"(Kista) biasanya kelainan bawaan sejak lahir atau perkembangan tidak normal dari penumpukan cairan indung telur," kata Tan.
Sebelumnya, soal olahan pangan dari kedelai kerap dikaitkan dengan kesehatan perempuan.
Contohnya mitos soal kedelai yang dapat memicu kanker payudara. Isoflavon dalam kedelai tidak dapat memicu risiko kanker payudara.
Klaim itu telah dibantah sejak lama melalui artikel Kompas.com pada 2020 lalu.
Sama halnya dengan tahu. Selama proses produksinya bersih dan tepat, tahu tidak berbahaya bagi kesehatan.
"Selama tahunya diproduksi dengan benar," imbuh Tan.
Dikutip dari Hearth.org, secangkir tahu mengandung sekitar 21,8 gram protein dengan 181 kalori dan 11 gram lemak.
Sebagian besar lemaknya merupakan lemak tak jenuh, sehingga tidak berbahaya.
Tahu juga mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh dan kaya akan mineral dan vitamin, seperti kalsium, mangan, zat besi, dan vitamin A.
Sementara itu, bayam merupakan tumbuhan kaya serat, vitamin, dan mineral. Termasuk vitamin A, C, K1, asam folat, zat besi, dan kalsium.