Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Fakta: Benarkah Sengat Ulat Ngengat Cangkir Menyebabkan Kematian?

Kompas.com - 26/10/2022, 17:37 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah konten media sosial menarasikan bahwa seorang warga di India tewas setelah tersengat ulat berwarna hijau.

Narasi tersebut dibagikan di Facebook oleh akun ini dan ini. Ada pula unggahan serupa di Twitter melalui akun ini dan ini.

"Serangga yang sengatnya dapat membunuh orang secara instan telah menyerang ladang," dikutip dari keterangan pada salah satu akun, diterjemahkan dari bahasa Hindi.

Dikutip dari AFP, narasi tersebut salah dan perlu diluruskan.

Berdasarkan penelusuran AFP, jenazah laki-laki dalam unggahan tersebut merupakan korban sambaran petir di Karnataka, Maharashtra atau Telangana.

Melalui metode reverse image search, AFP menemukan foto korban pada video di akun YouTube ini. Akun tersebut kerap membuat konten untuk mengungkap misinformasi terkait hewan.  

Selanjutnya, AFP melakukan penelusuran ke akun YouTube Aadhar News dan CNI Maharashtra.

Dari penelusuran itu diketahui bahwa gambar jenazah yang diklaim sebagai korban sengatan ulat identik dengan foto korban tersambar petir.

Kedua korban sambaran petir merupakan seorang petani dan anaknya.

Sementara itu, ahli entomologi dari Indian Agricultural Research Institute, Shashank, mengidentifikasi bahwa ulat tersebut merupakan larva Limacodidae yang dikenal dengan nama cup moth caterpillar atau ulat ngengat cangkir.

Menurut dia, ulat itu bisa menyebabkan rasa sakit pada manusia yang akan berlangsung antara 15 menit sampai beberapa jam.

Kemudian, hingga saat ini belum ada laporan terkonfirmasi bahwa racun pada ulat tersebut bisa menyebabkan kematian.

"Rambut pada larva menghasilkan bahan kimia yang menimbulkan iritasi dan sebagian besar menyebabkan rasa sakit seperti terbakar dan ruam atau urtikaria," kata Shashank kepada AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang 'Kartu Kabur Saat Demo'

[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang "Kartu Kabur Saat Demo"

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com