Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi topik yang belakangan ini kerap diperbicangkan oleh publik di Indonesia. sejumlah pejabat pun angkat bicara soal soal alasan kenaikan BBM.
Baru-baru ini, di media sosial muncul tangkapan layar berita di CNN Indonesia yang mengeklaim Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa alasan kenaikan BBM untuk membayar utang negara.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar. Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia telah direkayasa secara digital dan tidak sesuai dengan judul yang sebenarnya.
Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia yang mengeklaim bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa alasan kenaikan BBM untuk membayar utang negara, dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.
Mereka membagikan berita dengan judul, Sri Mulyani : BBM tidak dinaikkan negara kesulitan bayar utang.
Dalam tangkapan layar yang beredar, diketahui berita tersebut terbit Rabu 7 September 2022 dan menampilkan foto Sri Mulyani.
Tim Cek Fakta menelusuri pemberitaan di CNN Indonesia pada 7 September 2022. Hasilnya tidak ditemukan adanya berita dengan judul Sri Mulyani : BBM tidak dinaikkan negara kesulitan bayar utang.
Tangkapan judul berita tersebut identik dengan berita CNN Indonesia ini. Judul berita tersebut yakni Sri Mulyani Tantang 100 Ekonom 'Ramal' Harga Minyak Tahun Depan.
Dalam berita tersebut, Sri Mulyani tidak mengatakan bahwa kenaikan BBM adalah untuk membayar utang negara.
Sri Mulyani mengatakan bahwa Kementerian Keuangan melakukan perhitungan proyeksi harga minyak tahun depan menggunakan data dari lembaga terpercaya di tingkat internasional.
Namun, angkanya terus berubah karena masih dibayangi dengan berbagai risiko global.
Sri Mulyani pun menantang 100 ekonom untuk menyampaikan proyeksi harga minyak mentah dunia tahun depan kepada pemerintah. Menurut dia, harga minyak tahun depan masih penuh dengan ketidakpastian.
Dilansir dari Kompas.com Sri Mulyani menjelaskan, meskipun harga minyak mentah mengalami penurunan, namun rata-rata harga acuan minyak mentah nasional atau ICP relatif masih tinggi.
Bahkan, ia juga menyampaikan jika harga ICP turun hingga ke level 90 dollar AS per barrel, rata-rata harga tahunan ICP masih berada pada kisaran 98,8 dollar AS per barrel.
"Atau kalaupun harga minyak turun sampai di bawah 90 dollar AS (per barrel), maka keseluruhan tahun rata-rata ICP masih di 97 dollar AS (per barrel)," kata Sri Mulyani.
Sehingga besaran subsidi BBM yang perlu disalurkan oleh pemerintah tetap akan membengkak, jika harga ICP mengalami penurunan cukup signifikan.
Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia yang mengeklaim bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa alasan kenaikan BBM untuk membayar utang negara.
Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia telah direkayasa secara digital dan tidak sesuai dengan judul yang sebenarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.