KOMPAS.com - Pada mulanya hanyalah unggahan di media sosial, tetapi narasi-narasi keliru yang berkembang bisa berujung menyesatkan dan berbahaya.
Dengan demikian, penting untuk mengidentifikasi teori konspirasi agar informasi yang didapat secara online tidak menjauhkan kita dari realitas.
Teori konspirasi secara spesifik menargetkan atau mendiskreditkan hal tertentu yang dianggap sebagai musuh besar atau ancaman di balik sebuah peristiwa.
Dilansir dari laman resmi Uni Eropa, orang yang menyebarkan teori konspirasi memiliki berbagai alasan. Sebagian besar dari mereka percaya teori itu benar.
Sebagian lainnya memang dengan sengaja memprovokasi, memanipulasi, atau menargetkan orang karena alasan politik atau uang.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi teori konspirasi:
Teori konspirasi adalah keyakinan bahwa peristiwa atau situasi tertentu terjadi karena dimanupulasi secara rahasia atau di belakang layar, oleh sosok atau kekuatan tertentu yang bersifat negatif.
Kemunculan teori ini sering disertai penjelasan yang seolah logis, sulit dipahami, dan membawa titik terang semu. Padahal, tidak ada yang terbukti kebenarannya.
Awal kemunculannya bisa bersumber dari rasa curiga atau pertanyaan mengenai siapa yang paling diuntungkan dari situasi atau peristiwa yang terjadi. Informasi ala kadarnya dianggap sebagai 'bukti' yang kemudian dipaksakan agar sesuai dengan teori.
Ketika sudah mengakar, teori konspirasi dapat berkembang pesat. Hal ini pun menjadi sulit dibantah karena ketika ada pihak yang menyajikan faktanya, mereka akan dituduh sebagai bagian dari rencana jahat.
Berikut beberapa kesamaan pola dalam teori konspirasi:
Setiap orang memang memiliki hak dalam berekspresi dan mengungkapkan pendapatnya. Namun, penting bagi kita untuk membedakan mana yang dapat dimaklumi dan mana teori konspirasi berbahaya.
Apabila sebuah teori atau narasi bersumber dari sosok yang memiliki kualifikasi dan kredensial sesuai topik, maka pendapatnya dapat dipertimbangkan.
Begitu pula dengan penulis yang menggunakan fakta dan bukti yang dapat diverifikasi dari penelitian ilmiah atau secara akademis.
Sementara, teori konspirasi kerap bersumber dari seseorang yang memplokamirkan diri sebagai ahli dan tidak terikat pada organisasi atau institusi terkemuka.