Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Di media sosial beredar sejumlah unggahan dengan narasi ajakan untuk tidak mengonsumsi daging ternak akibat adanya penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dalam narasi tersebut, beberapa akun menuliskan untuk tidak mengonsumsi daging ternak, seperti sapi, di masa seperti saat ini akibat adanya penyakit PMK.
Narasi dibuat seakan-akan khawatir jika masyarakat mengonsumsi daging maka akan menggangu kesehatan manusia.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com narasi tersebut tidak benar alias hoaks. Berdasarkan keterangan ahli, daging ternak seperti sapi yang terkena PMK tetap aman dikonsumsi asal dimasak secara matang.
Narasi untuk tidak mengonsumsi daging sapi yang terkena PMK dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Beberapa akun tersebut khawatir jika kita konsumsi daging ternak yang terkena PMK bisa menimbulkan penyakit.
Selain ini, disebutkan bahwa jika mengonsumsi daging ternak yang terkena PMK bisa menimbulkan jenis pandemi baru. Ada juga yang mengajak tidak mengonsumsi daging untuk sementara.
Salah satu akun Facebook ada juga yang menuliskan narasi ini:
MonkeyPox, Flue Babi, Flu Burung, Covid19, PMK apalagi? jangan menunggu bisa menular ke Manusia berbagai penyakit akibat penyembelihan (kata manis Pembunuhan)
#Gantikurban dengan Sedekah
Stop Makan Daging
Stop Pembunuhan
Stop Karma!!
Diberitakan Kompas.com sebelumnya pada 24 Mei 2022, untuk daging dan susu sapi yang terkena PMK tetap aman dikonsumsi.
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Koordinator Tim Satgas Pengendalian PMK Universitas Diponegoro (Undip), drh Dian Wahyu Harjanti, PhD.
Menurut dia, penyakit PMK tidak menular ke manusia, atau bukan penyakit zoonosis.
Dalam laman undip.ac.id, dijelaskan setelah ternak disembelih terjadi proses rigor mortis yang mengakibatkan pH daging turun di bawah 5,9.
Penelitian menunjukkan pada kadar pH di bawah 5,9 virus penyebab PMK tidak lagi aktif. Jika sapi sudah dipotong, bagian paling aman dikonsumis adalah daging.