KOMPAS.com - Pemandangan mengerikan terhampar di Bucha, kota di daerah pinggiran utara ibu kota Kyiv, Ukraina pasca-pasukan Rusia mundur teratur.
Kota itu sebelumnya dikuasai pasukan Rusia, sebelum akhirnya berhasil diambil alih oleh pasukan Ukraina pada 2 April 2022.
Para jurnalis yang memasuki kota itu menemukan mayat-mayat bergelimpangan di jalanan, ditinggalkan begitu saja.
Tak hanya itu, ditemukan pula dua kuburan massal tempat ratusan warga Bucha dikubur. Mereka diduga menjadi korban kekejaman tentara Rusia.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-40 Serangan Rusia ke Ukraina, 410 Mayat di Bucha, Mariupol Hancur
Ukraina mengeklaim tindakan Rusia terhadap warga Bucha sebagai aksi genosida, pembantaian, dan kejahatan perang.
Sementara itu, Rusia menampik adanya pembantaian di Bucha, dan balik menuduh Ukraina serta Amerika Serikat merekayasa pemberitaan terkait Bucha untuk mendiskreditkan Rusia.
Dilansir dari The Washington Post, Minggu (3/4/2022) Walikota Bucha Anatoly Fedoruk mengatakan, sekitar 270 warganya telah dikuburkan di dua kuburan massal.
Fedoruk juga memperkirakan 40 orang tewas tergeletak di jalanan. Ia mengatakan, beberapa orang tewas dalam keadaan diikat dan ditembak di bagian belakang kepala.
Proses evakuasi warga Bucha yang diduga menjadi korban kekejaman pasukan Rusia masih terus berlanjut.
Dilansir dari France24, hingga Senin (4/4/2022) pukul 17.25 waktu setempat, sekitar 410 jasad telah ditemukan di Bucha.
Sekitar 280 jenazah ditemukan di dua kuburan massal, sedangkan sisanya ditemukan di jalanan dan rumah-rumah.
"Anda dapat melihat sendiri bahwa ini adalah warga sipil," kata seorang penduduk setempat yang membantu mengumpulkan mayat mengatakan kepada France24.
"Yang ini membawa kentang. Penembak jitu menembak mereka semua di kepala," tuturnya.
Baca juga: Ukraina Terkini: Zelensky Kunjungi Bucha, Tegaskan Rusia Lakukan Kejahatan Perang dan Genosida
Human Rights Watch telah mengonfirmasi beberapa kasus pembunuhan di luar proses hukum di Ukraina yang dilakukan oleh pasukan Rusia, dengan setidaknya satu terjadi di Bucha.
Kasus pemerkosaan juga telah dikonfirmasi.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa itu terjadi dan bahwa ada keterlibatan langsung dari pasukan Rusia," ujar Philippe Dam, direktur advokasi Human Rights Watch untuk Eropa dan Asia Tengah, mengatakan kepada France24.