KOMPAS.com - Netizen asal Jepang dalam beberapa hari terakhir ramai membicarakan mengenai terbelahnya batu Sissho-Seki atau Batu Pembunuh, yang dipercaya sebagai batu keramat yang menjadi penjara iblis.
Batu besar ini berlokasi di pegunungan vulkanik di Nasu, Prefektur Tochigi, yang menjadi wisata pemandian air panas mengandung belerang.
Dilansir dari laman The Guardian, legenda setempat menyebutkan bahwa Batu Pembunuh merupakan batu keramat yang memerangkap iblis bernama Tamamo-no-Mae.
Iblis itu terlihat dalam wujud perempuan cantik yang dipercaya sebagai jelmaan rubah berbuntut sembilan.
Iblis dalam wujud perempuan itu disebut bekerja untuk daimyo (penguasa wilayah) jahat dan berkonspirasi untuk membunuh Kaisar Toba dan mengambil tahtanya. Kaisar Toba berkuasa pada 1107 - 1123.
Hingga kemudian seorang kesatria bernama Miura-no-suke membunuh iblis tersebut. Jasad Tamamo-no-Mae kemudian berubah menjadi batu Sissho-seki.
Mitos menyebut Batu Pembunuh akan menyebabkan siapa pun yang menyentuh batu itu segera meninggal.
Namun, belum 1.000 tahun sejak iblis itu terperangkap dalam Sissho-Seki, batu itu pecah sejak mulai ramai dibicarakan pada 5 Maret 2022.
Mengutip pemberitaan media lokal, Shimotsuke Shimbun, pemerintahan di Kota Nasu saat ini menduga batu itu pecah secara alamiah.
Beberapa warga diketahui pernah melaporkan batu itu terlihat retak beberapa tahun sebelumnya. Adapun, retaknya batu diduga terjadi akibat air hujan yang merembes masuk ke dalam.
Divisi Perdagangan dan Pariwisata di pemerintah kota itu juga mengetahui terbelahnya batu tersebut berdasarkan laporan turis yang diunggah di Twitter.
Salah satu twit yang ditulis pengunjung pada 5 Maret 2022 kemudian menjelaskan, awalnya dia ingin melihat batu yang dibicarakan dalam legenda iblis berbuntut sembilan itu.
Namun, betapa kagetnya saat dia melihat bahwa batu itu pecah. Tali yang melilit batu itu dan dipercaya sebagai upaya memenjarakan iblis itu pun sudah tergeletak di tanah.
"Saya mencari sejumlah twit dan menemukan beberapa foto yang tampaknya diambil satu-dua hari sebelimnya, tapi belum ada batu yang pecah ketika itu. Saya mulai ketakutan," tulisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.