KOMPAS.com - Pebulu tangkis ganda putri China, Li Yinhui, memutuskan pensiun dini. Tandem Du Yue tersebut gantung raket pada usia 24 tahun karena masalah jantung.
Li Yinhui dan Du Yue pernah menembus peringkat lima daftar ranking BWF. Mereka pun mampu mencapai perempat final Olimpiade Tokyo 2020 untuk melawan ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Dalam partai perebutan tiket semifinal Olimpiade Tokyo 2020 tersebut, Li Yinhui dan Du Yue memaksa Greysia/Apriyani bermain selama 100 menit. Akhirnya mereka kalah 15-21, 22-20, 17-21.
Baca juga: Kejuaraan Asia 2019, Hafiz/Gloria Kandaskan Zhang Nan/Li Yinhui
Greysia/Apriyani akhirnya mencapai final dan menjadi juara untuk mencatat sejarah sebagai ganda putri pertama Indonesia peraih medali emas Olimpiade.
Kembali ke Li Yinhui, dia mengumumkan keputusan pensiun ini melalui media sosial. Li menulis, dirinya mengalami masalah kesehatan yang disebut bradycardia.
Secara umum, orang ingin detak jantungnya pelan ketika istirahat. Ini menandakan kondisi kesehatannya bagus. Tetapi jika terlalu pelan, mungkin ada gejala di jantung yang disebut bradycardia.
Bagi orang normal, detak jantungnya 60 sampai 100 kali per menit ketika istirahat. Apabila mengalami bradycardia, detak jantungnya jauh lebih pelan karena kurang dari 60 per menit.
Nah, dalam kasus Li Yinhui, detak jantungnya sangat lambat, bahkan sangat ekstrem. Sebab, detak jantungnya hanya 37 per menit saat dia istirahat.
Baca juga: Greysia/Apriyani Jelaskan Momen Krusial Saat Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
" Ini keputusan yang sangat sulit bagi saya. Dalam beberapa bulan terakhir, saya secara aktif menjalani perawatan tubuh. Beberapa tahun lalu, saya mengalami radang paru-paru dan kemudian demam selama turnamen," ujar Li Yinhui.
"Panas tinggi yang terakhir berlangsung sangat lama. Sejak saat itu, badanku tidak sebagus sebelumnya. Saat masalah jantungku parah, di mana detak jantungku 37 saat istirahat, perkembangan masa pemulihanku tidak optimal."
Dia pun mengakui, harus bermain dalam beberapa laga dengan kondisi demam. Li membutuhkan obat pemati rasa sebelum laga sehingga bisa bermain.
Bahkan setelah latihan intensif, Li langsung mengalami panas tinggi. Tak cuma itu, tekanan darahnya pun rendah.
Namun semuanya tak terlalu dipikirkan. Demi mencapai tujuannya dalam arena bulu tangkis, Li berusaha tampil maksimal. Sayang, kondisinya tak kunjung pulih.
"Saya sudah secara aktif menjalani perawatan setelah Olimpiade Tokyo, staff dan pelatih memberikan banyak bantuan. Tetapi sampai titik ini, saya tidak bisa latihan dengan intensitas tinggi," ungkapnya.
Baca juga: Perjuangan Apriyani Rahayu: Lari 9 Km, Nyaris Ditolak Klub Badminton, Kini Raih Emas Olimpiade
"Saya membutuhkan pengobatan jangka panjang. Karena itu, saya harus memilih meninggalkan lapangan bulu tangkis dan meninggalkan tim nasional. Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari tim bulu tangkis China."
"Saya selalu menyaksikan momen bersejarah dengan mataku sendiri dalam 9 tahun terakhir dan saya juga bekerja keras untuk menciptakan momenku. Semangat bulu tangkis dan cintaku pada olahraga akan selalu di hatiku dan saya sangat bersyukur untuk itu."
"Terima kasih kepada tim, pemimpin dan pelatih untuk perhatiannya kepadaku, juga orang-orang yang mendukungku dan mereka yang mencintaku. Kalian yang sudah memberikanku keberanian dan kekuatan. Semoga kita bisa bertemu lagi pada masa mendatang."
Sebelum menyatakan pensiun, Li Yinhui dan Du Yue berada di peringkat kedelapan dunia. Kini, nama mereka sudah tak ada di daftar rangking BWF yang dirilis pada 25 Januari 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.