Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Mampu Hambat Laju Kento Momota, Ini Jawaban Anthony Ginting

Kompas.com - 05/03/2020, 08:00 WIB
Angga Setiawan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Sumber BolaSport

KOMPAS - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, memberi respons terkait anggapan bahwa dia dapat menghentikan langkah Kento Momota di Olimpiade Tokyo 2020.

Dalam perjalanan kariernya, Anthony Sinisuka Ginting punya rivalitas tinggi dengan Kento Momota yang merupakan pebulu tangkis Jepang sekaligus tunggal putra nomor satu dunia.

Bahkan, rivalitas keduanya diberi julukan "Momogi" karena sering terlibat pertarungan sengit.

Persaingan tersebut membuat salah satu pelatih Jepang mengatakan Ginting bakal jadi pesaing serius bagi Kento Momota untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: IOC Setujui Proposal Lokasi Pertandingan Olimpiade Paris 2024

Menanggapi pernyataan dari salah satu pelatih Jepang tersebut, Anthony Sinisuka Ginting mengaku bangga.

"Anggapan itu menjadi nilai plus. Jadi, saya diperhitungkan dengan negara lain. Yang pasti, saya tidak mau di situ saja. Ingin memberi lebih lagi," kata Anthony ditemui BolaSport di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (3/3/2020).

"Sebelum Momota, saya juga bertemu musuh-musuh lain. Pertama, saya pasti ingin memberi bukti juga dan kedua saya tidak mau lengah menghadapi rival lain," ucap Anthony.

Di luar lapangan, Anthony mengaku tidak pernah mengobrol dengan Momota.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Olimpiade Tokyo 2020 Terancam Ditunda hingga Akhir Tahun

"Saya tidak pernah mengobrol dengan Momota, tetapi kalau bertemu di podium sambil menunggu dia suka mengajak mengobrol. Kalau kami tidak bertemu di final, beres main sudah selesai," ujar Anthony.

"Salah satu kelebihan atlet Jepang itu pantang menyerah. Momota juga sosok yang pintar di lapangan. Dia bisa membaca kondisi di lapangan. Misalnya, musuh lagi bagus di sini, dia mengatasinya bagaimana. Musuh terlihat capek, dia tahu apa yang harus dilakukan," ucapnya.

"Semua orang pasti kiblatnya Momota karena peringkat satu dunia. Namun, saya juga harus mewaspadai pemain lain," ujar Anthony.

Anthony mencontohkan performa pemain peringkat bawah yang bermain pantang menyerah saat bertemu dirinya.

Baca juga: Asa Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

"Mereka berpikir, kalah tidak apa-apa, menang bagus. Jadi, saya harus lebih all out. Sebisa mungkin jangan lengah saat bertemu pemain ranking atas saya atau di bawah saya. Pasti semua orang ingin mengalahkan pemain di atasnya," ucap Anthony.

Pemain berusia 23 tahun tersebut membuka kalender kompetisi 2020 dengan gelar pada Indonesia Masters 2020.

Anthony juga tampil gemilang pada Kejuaraan Beregu Asia 2020 dengan selalu menyumbang poin bagi Indonesia hingga akhirnya tim Merah Putrih keluar sebagai juara.

"Masih ada yang harus dibenahi, evaluasi, lebih baik lagi. Apalagi sebenarnya saat bermain bagaimana bisa menutupi kekurangan saja. Tetap ada kelemahan, tetapi bagaimana caranya agar kekurangan tidak diserang lawan," ucap Anthony.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Pahami Larangan Penayangan Video Perarakan Obor Api

"Setelah juara, saya lebih pede. Namun, saya tidak mau terlalu memikirkan harus jadi juara. Kalau saya belajar dari tahun lalu (Indonesia Masters), fokus untuk memberi yang terbaik dan enjoy menikmati pertandingan," ucapnya.

Anthony selanjutnya akan mengikuti All England Open 2020 yang digelar di Birmingham, Inggris, pada 11-15 Maret. (Delia Mustikasari )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com