Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Kompas.com - 11/05/2024, 12:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Badai tersebut bersumber dari ledakan bintik matahari mati yang terjadi pada tanggal 7-9 Mei 2024 seperti yang disampaikan oleh NOAA.

Aktivitas di permukaan Matahari tersebut dapat menyebabkan terlepasnya energi radiasi dalam jumlah besar berupa CME yang dapat mengakibatkan badai magnet Bumi skala kuat atau skala G5.

Sebagai informasi, skala dampak badai magnet Bumi bisa ditakar dengan G1, G2, G3, G4, dan G5. Penjelasannya dapat disimak melalui gambar di bawah ini:

Berdasarkan hasil monitoring BMKG dari nilai Kp-indeks di atas, peristiwa tersebut mulai puncaknya di permukaan Bumi pada pukul 7 UTC, tanggal 11 Mei 2024, dan dapat berlangsung selama tiga hari.

Untuk diketahui, Kp-indeks adalah nilai rata-rata K-indeks dari beberapa wilayah di Indonesia yang menginformasikan tingkat gangguan medan magnet Bumi setiap tiga jam di wilayah Indonesia.

“Nilai Kp-indeks maksimum yang tercatat adalah 8. Hal ini mengindikasikan badai magnet bumi dengan tingkat kuat,” jelas Syirojudin.

Baca juga: Warganet Sebut Suhu Kalimantan Sangat Panas, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Dampak gangguan magnet Bumi di Indonesia

Syirojudin mengungkapkan, indeks badai KP 8 setara dengan gangguan magnetik sebesar 240 nT yang berdampak langsung pada daerah lintang menengah sampai tinggi.

Kondisi tersebut mendorong diperlukannya koreksi sistem pembangkit listrik tenaga tinggi untuk wilayah lintang menengah-tinggi.

Selain itu, indeks badai KP 8 juga menyebabkan terjadinya gangguan pada navigasi satelit dan radio frekuensi rendah.

Dampak lainnya adalah munculnya aurora dengan intensitas rendah yang dilaporkan terlihat di Illinois dan Oregon, AS.

Sementara di wilayah dengan lintang rendah, menurut Syirojudin, dampaknya bisa mengganggu jaringan komunikasi berbasis satelit.

“Dampak badai ini untuk wilayah Indonesia yang berada pada lintang rendah bisa terjadi gangguan pada jaringan komunikasi berbasis satelit, seperti Starlink. Akan sulit tersambung (koneksinya)", jelas Syirojudin.

Baca juga: Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com