Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Frangky Selamat
Dosen

Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Kompas.com - 11/05/2024, 07:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, keterampilan yang dimiliki.

Jika mau diberi pekerjaan, apa keterampilan yang mereka miliki? Ini menjadi kendala. Perlu identifikasi keterampilan, pengalaman atau bekal lain yang mereka miliki, agar dapat dipekerjakan secara layak.

Jika tidak punya keterampilan memadai, barangkali peminatan apa yang sesuai untuk mereka.

Ketiga, pola pikir. Pola pikir yang terbuka, bahwa mereka ingin berubah menjadi lebih baik, menjadi hal yang tidak kalah penting. Hanya dengan pendidikan dan pelatihan hal itu bisa terjadi selain faktor lingkungan yang memberikan pengaruh tidak kalah kuat.

Kemudian siapa yang mau melatih dan mendidik mereka? Mungkin kalangan lembaga pendidikan tinggi sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) dapat mengambil peran melalui kolaborasi dengan perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial (CSR).

Munculnya “fenomena” juru parkir liar adalah gunung es dari sekian banyak pekerjaan informal yang kadang dianggap meresahkan, namun ada kalanya juga terasa bermanfaat seperti pengatur lalu lintas di putaran atau persimpangan jalan yang dulu akrab disebut “Pak Ogah”.

Kemudian sempat hadir SUPELTAS (Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas), untuk mewadahi para “Pak Ogah”, di bawah koordinasi Satlantas (Satuan Lalu Lintas), yang kini tidak jelas juga nasibnya.

Akankah nasib juru parkir liar seperti “Pak Ogah”?

Begitu banyak pekerja informal yang membutuhkan perhatian pemerintah agar tidak menjadi beban masyarakat berkepanjangan.

Siapapun, jika ada pilihan lebih baik, tidak akan menjalani pekerjaan itu. Solusi terbaik dan berkelanjutan sungguh diharapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com