Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eki Baihaki
Dosen

Doktor Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad); Dosen Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas). Ketua Citarum Institute; Pengurus ICMI Orwil Jawa Barat, Perhumas Bandung, ISKI Jabar, dan Aspikom Jabar.

Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Kompas.com - 03/05/2024, 10:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJARAH sepakbola telah diukir oleh Timnas U-23 Indonesia di Qatar yang berhasil masuk ajang final Piala Asia. Meski akhir laga dikalahkan oleh Irak untuk meraih juara ketiga.

Namun masih ada harapan ikut berlaga di Olimpiade Paris sebagai tim ke-4 dari Asia, dengan terlebih dahulu mengalahkan Guinea, Kamis depan.

Kita semua harus tetap apresiasi, dukung dan penuh harap atas perjuangan Squad Indonesia yang tampil penuh energi, semangat dan telah mengobarkan rasa nasionalisme untuk mengharumkan nama Indonesia sejak awal berlaga di Piala Asia 2024 di Qatar.

Sepak bola tak sekadar olahraga yang merakyat dan terpopuler. MH Thamrin dan Soekarno memandang sepak bola sebagai alat perjuangan bagi kepentingan kebangsaan.

Sepak bola dapat menggerakkan ”nationalism based on mass”. Dan terbukti dapat mewujudkan nation building, kebanggan akan identitas bangsa.

Squad Indonesia era Shin Tae-Yong juga diperkuat pemain naturalisasi, yang memiliki grade A untuk mengangkat performa timnas Indonesia.

Saat ini naturalisasi menjadi bagian penting dalam memajukan sepak bola Indonesia, yang diperkuat dengan instruksi presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional.

Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke tidak henti-hentinya memanjatkan doa, mendukung, dan menaruh harap sembari melupakan sekat-sekat residu konflik dari kontestasi politik di Pemilu 2024.

Semua melebur oleh harapan yang sama, yakni prestasi sepak bola Indonesia di ajang dunia.

Sepak bola memberikan modal sosial tambahan buat bangsa ini, yakni persatuan nasional. Sepak bola telah mempersatukan bangsa.

Sepak bola sekaligus juga membangkitkan harapan bagi anak bangsa melawan rasa inferior, dan membangun mental pemenang. Mental pemenang yang saat ini diperlihatkan Timnas U-23, penting menjadi menanda era baru menjadi bangsa pemenang.

Artikel Hendaru Tri Hanggoro, ”Perjuangan MH Thamrin Lewat Sepak Bola” (2019), menegaskan bagaimana kala itu politik rasisme berkelindan di antara klub sepak bola pribumi dan sepak bola Belanda.

Melalui alat perjuangan Voetball Bond Boemipoetra (VBB), Thamrin menggelorakan sepak bola sebagai alat perjuangan kebangsaan.

Dalam ilmu sosial, masyarakat memiliki sebuah identitas. John B Thompson menulis, identitas-identitas itu butuh tempat untuk diperlihatkan dan butuh eksistensi.

Identitas kebangsaannya pun demikian, dia butuh untuk diperlihatkan. Sepak bola adalah medium yang tepat dan efektif untuk mewujudkan identitas kebangsaan.

Manifestasi dari nasionalisme dalam olahraga adalah sesuatu yang harus dijaga, sebagai wujud nyata dari kebanggan atas negara, Tanah Air, menyatunya rasa dan raga manusia dengan tanah dan air yang didiami dan melekat sebagai identitas dirinya yang harus dibanggakan.

Soekarno saat peringatan Lustrum ke-7 PSSI di Istana Negara 1965, mengatakan sepak bola berperan sebagai “samenbundeling van alle krachten van de natie” dan ungkapan lainnya “Sports has something to do with politics! Indonesia proposes now to mix sports with politics.”

Begitulah antitesis Soekarno menanggapi pernyataan Frankly, wakil dari Komite Olimpiade Internasional.

Suatu ketika Frankly pernah berujar “Sports are sports, do not mix sport with politics”.

Bagi Soekarno, itu tidak benar. Justru dengan wataknya, olahraga menjadi semacam konvergensi yang mempertemukan berbagai kepentingan, termasuk bagi politik kebangsaan.

Sepak bola telah menjadi ruh bangsa. Di dalamnya, ada dimensi praksis rasa nasionalisme yang terus digencarkan.

Sebagai alat pemersatu bangsa dan ruang untuk memperkenalkan Indonesia di mata internasional, sebagai bangsa yang memiliki daya juang dan mental pemenang.

Meski sepak bola selalu berkelindan dengan dimensi politik, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Harus kita arahkan menjadi sarana efektif penyaluran semangat nasionalisme.

Seperti diungkap Sartono Kartidirjo bahwa prinsip nasionalisme, salah satunya, adalah artikulasi dalam bentuk prestasi yang dibutuhkan untuk menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi warga negara bangsa.

Di titik ini idealisme dan perjuangan Squad Indonesia dipertaruhkan. Jangan sampai idealisme tergantikan oleh hasrat kepentingan yang lebih sempit dalam bentuk apa pun, kecuali hanya satu; bagi menumbuh suburkan nasionalisme.

Dalam kompetisi sepak bola senantiasa ada sesuatu yang kompleks, bahkan kontradiktif. Ada pertarungan, rivalitas dan kekerasan, tetapi ada juga persahabatan.

Kompetisi seringkali berjalan keras penuh rivalitas dan ada juga persahabatan saling salam dan peluk setelahnya. Serta juga ada para suporter dengan dinamikanya sendiri.

Apresiasi besar kita berikan kepada semua pihak yang telah menjadikan Squad Merah Putih menjadi kebanggaan kita semua untuk berlaga di ajang dunia. Juga suporter yang menggelorakan semangat tinggi berkaos merah putih dan logo garuda, sebagai lambang kebanggaan.

Mereka tidak berhenti mendukung dan berdoa bagi tim kesayangannya dengan yel-yel penyemangat, pemandangan indah dan kobaran energi untuk merayakan identitas nasional.

Seribu langkah kedepan, telah dimulai oleh puluhan langkah di arena gemilang piala Asia di Qatar untuk bergerak penuh optimisme menuju Olimpiade 2024 di Paris. Semoga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Tren
Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Tren
Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, gara-gara Kritik Pimpinan?

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, gara-gara Kritik Pimpinan?

Tren
Cara Mencetak KK secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Cara Mencetak KK secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Tren
Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com