Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual di Tebet, Hampir Kena Tipu Jutaan Rupiah dengan Modus Bukti Transfer QRIS Palsu

Kompas.com - 14/04/2024, 18:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Modus penipuan transfer QRIS dengan bukti pembayaran palsu yang diedit menggunakan aplikasi Canva, ramai di media sosial.

Modus ini terungkap melalui sebuah video unggahan di akun TikTok @charlyhasibuan2, Sabtu (6/4/2024).

Video yang terdiri dari tiga bagian tersebut menyebutkan, dua orang pelaku mengedit bukti pembayaran transfer via QRIS menggunakan aplikasi Canva.

Tampak seperti asli, bukti pembayaran palsu bahkan mencantumkan nama toko dan keterangan transaksi telah berhasil.

"Hati2 orang dua ini. penipuan tf pake QRIS ternyata bisa dia edit dari aplikasi KANVA. nama toko kita berikut QRIS berhasil," narasi dalam video.

Baca juga: Respons BI soal Pedagang yang Masih Sering Tanya QRIS-nya Apa?


Kronologi penipuan bukti transfer QRIS pakai Canva

Saat dikonfirmasi, pengunggah bernama Charly Hasibuan mengungkapkan, kejadian dalam video berlangsung pada Jumat (5/4/2024) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Malam itu, dua orang pria berbelanja di tokonya yang berada di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

"Mereka belanja kabel dan MCB (miniature circuit breaker) totalnya Rp 3,9 juta, ternyata transfer melalui QRIS palsu diedit di Canva," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/4/2024).

Charly mengatakan, tindakan penipuan tersebut tertangkap basah oleh anaknya lantaran uang yang seharusnya dia terima tidak segera masuk ke rekening.

Baca juga: Modus Penipuan Salah Transfer ke Rekening Pribadi, Ini yang Harus Dilakukan

Bahkan, dia sudah menunggu hampir setengah jam, tetapi notifikasi yang menandakan uang telah masuk tak kunjung muncul.

"Berhubung tidak masuk-masuk ke rekening saya, mereka berdua ditahan dulu sama anak saya tidak boleh pergi," ucapnya.

Kendati demikian, Charly mengaku tidak melapor ke pihak berwajib karena sejumlah alasan, termasuk keselamatan keluarganya.

"Mereka ini banyak jaringannya, beda-beda orang. Toko lain juga sudah banyak yang kena," paparnya.

Di sisi lain, Charly mengatakan, barang senilai jutaan rupiah yang diborong oleh pelaku pun tidak jadi dibawa karena telanjur ketahuan.

"Kita tidak lapor karena barang tidak jadi dibawa. Terus anak saya mikir keselamatan kami juga," tuturnya.

Baca juga: Modus Penipuan File APK Kembali Muncul, Kali Ini Surat PHK dari Kantor Pusat

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com