Meskipun berita ini memberikan harapan bagi jutaan orang yang hidup dengan HIV, para ahli memperingatkan bahwa prosedur seperti ini bukanlah obat yang dapat menyembuhkan virus tersebut.
Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengimbau semua pihak berhati-hati di Februari 2022 setelah para peneliti mengumumkan bahwa seorang wanita Amerika telah sembuh dari HIV setelah menjalani prosedur transplantasi sel punca.
Karena transplantasi sumsum tulang adalah prosedur yang berbahaya dan berisiko, maka dianggap tidak etis untuk dilakukan pada orang dengan HIV, kecuali orang tersebut juga mengidap kanker dan membutuhkan transplantasi sebagai bagian dari pengobatan kankernya.
Terlebih, menurut data, tidak lebih dari 2 persen orang yang memiliki mutasi genetik tersebut, menurut ScienceAlert.
Beruntungnya, salah satu pendonor, ternyata cocok dengan Edmonds.
City of Hope menghubungkan Edmonds dengan orang tersebut melalui program transplantasi sel punca darah dan sumsum tulang.
Pada Desember 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui obat suntik jangka panjang pertama untuk pencegahan HIV.
Sampai saat ini, satu-satunya obat yang dilisensikan dan disetujui oleh FDA untuk pencegahan HIV adalah PrEP.
PrEP adalah pil harian yang mencegah HIV memasuki sel-sel dalam tubuh dan mencegah infeksi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), apabila digunakan sesuai resep, PrEP mengurangi risiko tertular HIV dari hubungan seks sekitar 99 persen.
Selain itu, ada pula PEP, yaitu pil yang diminum dalam waktu 72 jam setelah seseorang berpotensi terpapar HIV.
Pengobatan PEP diibaratkan seperti “pil darurat” untuk pencegahan HIV dan harus diminum setiap hari selama 28 hari.
Kini, individu yang merasa berisiko tertular HIV mempunyai pilihan untuk meminum pil harian, atau suntikan baru setiap dua bulan.
Dalam hal vaksin, Moderna baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan uji klinis tahap awal terhadap vaksin HIV mRNA.
Perusahaan bioteknologi tersebut bekerja sama dengan lembaga nirlaba International AIDS Vaccine Initiative untuk mengembangkan vaksin tersebut.
Moderna akan menggunakan teknologi yang sama dengan vaksin COVID-19 Moderna yang sukses di pasaran.
Baca juga: Kasusnya Terus Meningkat, Kenali Gejala dan Pencegahan HIV dan Sifilis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.