Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Karbon Ratusan Kali Lebih Banyak dari Manusia, Bukti Adanya Penghuni Dunia Bawah

Kompas.com - 21/02/2024, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Makhluk-makhluk ekstrem penghuni "dunia bawah"

Tim kemudian mengumpulkan lusinan penelitian yang mengamati sampel dari pengeboran antara 2,5 hingga 5 kilometer ke dalam kerak Bumi.

Pengambilan sampel meliputi hampir semua kawasan planet, baik di dasar laut maupun di pedalaman benua.

Dilansir dari Live Science, Selasa (11/12/2018), data dari situs-situs itu menunjukkan, biosfer dalam atau kehidupan makhluk di bawah permukaan terbentang sekitar 2,3 miliar kilometer kubik.

Angka tersebut hampir dua kali volume seluruh lautan di Bumi, dan menampung sekitar 70 persen dari seluruh bakteri dan archaea bersel tunggal yang ada di planet ini.

Beberapa spesies tinggal di antara relung terpanas dan terdalam di dunia. Salah satunya, Geogemma barossii bersel tunggal yang hidup di ventilasi hidrotermal dasar laut.

Makhluk hidup mikroskopis ini tumbuh dan berkembang biak pada suhu 121 derajat Celsius, jauh di atas titik didih air pada 100 derajat Celsius.

Sementara itu, rekor kehidupan terdalam yang diketahui sejauh ini adalah sekitar 5 kilometer di bawah permukaan benua dan 10,5 kilometer di bawah permukaan laut.

Sayangnya, lantaran cuaca sangat panas, tekanan sangat berat, tidak ada cahaya, dan hampir tidak ada nutrisi apa pun, sumber kehidupan yang beragam tidak dapat ditemukan di sini.

Meski demikian, para peneliti mengatakan, ekosistem ini dapat menjawab banyak pertanyaan tentang batasan kehidupan di Bumi.

"Studi kami terhadap mikroba biosfer dalam telah menghasilkan banyak pengetahuan baru," ujar ahli ekologi mikroba di Oregon State University, Amerika Serikat, Rick Colwell.

Bukan hanya itu, studi juga menjadi ajang realisasi dan apresiasi yang jauh lebih besar mengenai betapa banyak yang belum manusia pelajari tentang kehidupan dunia bawah.

"Sebagai contoh, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana kehidupan di bawah permukaan memengaruhi kehidupan di permukaan dan sebaliknya," ungkapnya.

Adapun saat ini, manusia hanya dapat mengagumi sifat metabolisme yang memungkinkan makhluk hidup bertahan di bawah kondisi ekstrem jauh di kedalaman Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Catat, Ini 10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Menjaga Kesehatan Hati

Catat, Ini 10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Menjaga Kesehatan Hati

Tren
Cara Memperkenalkan Bayi kepada Anjing Peliharaan

Cara Memperkenalkan Bayi kepada Anjing Peliharaan

Tren
5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com