Tim kemudian mengumpulkan lusinan penelitian yang mengamati sampel dari pengeboran antara 2,5 hingga 5 kilometer ke dalam kerak Bumi.
Pengambilan sampel meliputi hampir semua kawasan planet, baik di dasar laut maupun di pedalaman benua.
Dilansir dari Live Science, Selasa (11/12/2018), data dari situs-situs itu menunjukkan, biosfer dalam atau kehidupan makhluk di bawah permukaan terbentang sekitar 2,3 miliar kilometer kubik.
Angka tersebut hampir dua kali volume seluruh lautan di Bumi, dan menampung sekitar 70 persen dari seluruh bakteri dan archaea bersel tunggal yang ada di planet ini.
Beberapa spesies tinggal di antara relung terpanas dan terdalam di dunia. Salah satunya, Geogemma barossii bersel tunggal yang hidup di ventilasi hidrotermal dasar laut.
Makhluk hidup mikroskopis ini tumbuh dan berkembang biak pada suhu 121 derajat Celsius, jauh di atas titik didih air pada 100 derajat Celsius.
Sementara itu, rekor kehidupan terdalam yang diketahui sejauh ini adalah sekitar 5 kilometer di bawah permukaan benua dan 10,5 kilometer di bawah permukaan laut.
Sayangnya, lantaran cuaca sangat panas, tekanan sangat berat, tidak ada cahaya, dan hampir tidak ada nutrisi apa pun, sumber kehidupan yang beragam tidak dapat ditemukan di sini.
Meski demikian, para peneliti mengatakan, ekosistem ini dapat menjawab banyak pertanyaan tentang batasan kehidupan di Bumi.
"Studi kami terhadap mikroba biosfer dalam telah menghasilkan banyak pengetahuan baru," ujar ahli ekologi mikroba di Oregon State University, Amerika Serikat, Rick Colwell.
Bukan hanya itu, studi juga menjadi ajang realisasi dan apresiasi yang jauh lebih besar mengenai betapa banyak yang belum manusia pelajari tentang kehidupan dunia bawah.
"Sebagai contoh, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana kehidupan di bawah permukaan memengaruhi kehidupan di permukaan dan sebaliknya," ungkapnya.
Adapun saat ini, manusia hanya dapat mengagumi sifat metabolisme yang memungkinkan makhluk hidup bertahan di bawah kondisi ekstrem jauh di kedalaman Bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.