Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa Pelangi Bisa Berwarna-warni, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 19/01/2024, 10:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Pelangi menjadi salah satu fenomena meteorologi yang unik dan indah, berupa lengkung warna-warni yang dihasilkan oleh tetesan air ringan.

Pelangi umumnya bisa dilihat setelah terjadinya hujan, dan dalam beberapa kesempatan dapat dilihat di sekitar kabut, semprotan air laut, atau pada air terjun.

Dilansir dari laman Royal Meteorological Society, pelangi terbentuk ketika cahaya matahari dihamburkan oleh tetesan air melalui proses yang disebut refraction (pembiasan).

Pembiasan terjadi ketika cahaya matahari berubah arah saat melewati medium yang lebih padat dari udara, seperti tetesan air hujan atau kabut.

Begitu cahaya yang dibiaskan memasuki tetesan air hujan, cahaya tersebut dipantulkan dari belakang dan kemudian dibiaskan kembali saat keluar hingga sampai ke mata Anda.

Baca juga: Mengapa Pelangi Selalu Melengkung Setengah Lingkaran? Ternyata Ini Sebabnya


Namun, bagaimana pembiasan menghasilkan warna pelangi?

Mengapa pelangi berwarna-warni?

Menurut Layanan Cuaca Nasional UK, warna-warna yang Anda lihat saat pelangi muncul adalah hasil dari pemisahan cahaya menjadi berbagai panjang gelombang individualnya.

Hal ini memberi Anda spektrum warna yang berkisar dari panjang gelombang biru dan ungu yang lebih pendek hingga panjang gelombang merah yang lebih panjang.

Sinar matahari terbuat dari berbagai panjang gelombang (atau warna) yang bergerak dengan kecepatan berbeda ketika melewati suatu medium.

Baca juga: Proses Terjadinya Aurora, Fenomena Cahaya di Langit Kutub Bumi

Hal ini menyebabkan cahaya putih yang dibiaskan oleh tetesan air terpecah menjadi warna yang berbeda-beda.

Panjang gelombang yang lebih panjang akan tampak berwarna merah dan panjang gelombang yang lebih pendek tampak berwarna biru atau ungu.

Dikutip dari laman National Geographic, saat sinar matahari mengenai tetesan air hujan, sebagian cahayanya dipantulkan.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? Berikut Penjelasannya

Spektrum elektromagnetik terbuat dari cahaya dengan banyak panjang gelombang berbeda, dan masing-masing dipantulkan pada sudut berbeda.

Dengan demikian, spektrum warna tersebut dipisahkan berdasarkan gelombang warna, sehingga menghasilkan warna-warna pelangi seperti yang Anda lihat.

Merah memiliki panjang gelombang terpanjang, biasanya muncul di bagian luar lengkungan pelangi, dan ungu memiliki panjang gelombang terpendek biasanya muncul di lengkungan bagian dalam pelangi.

Baca juga: Mengenal Mitos-mitos tentang Pelangi di Berbagai Budaya Dunia

Pelangi memiliki lebih dari tujuh warna

Mengapa pelangi berwarna-warni?Freepik Mengapa pelangi berwarna-warni?

Secara umum, pelangi dianggap memiliki tujuh warna. Faktanya, pengamatan lebih dekat terhadap pelangi menunjukkan bahwa ada lebih dari tujuh warna individual.

Pelangi dikenal dengan urutan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Meski banyak ilmuwan berpendapat bahwa "nila" terlalu mirip dengan warna biru untuk dapat dibedakan.

Semua cahaya tampak tersebut hanyalah sebagian dari pelangi. Radiasi inframerah berada di luar cahaya merah tampak, dan ultraviolet berada di luar cahaya ungu.

Baca juga: Mengenal 7 Variasi Fenomena Pelangi Berdasarkan Proses Terbentuknya

Para ilmuwan menggunakan instrumen yang disebut spektrometer untuk mempelajari bagian-bagian pelangi yang tidak terlihat ini.

Pelangi bukanlah spektrum murni dan sebenarnya terdiri dari sejumlah warna spektral individu yang tumpang tindih dan bercampur.

Tujuh warna yang disebutkan sebelumnya adalah urutan warna yang paling mudah dikenali dalam pelangi.

Namun perlu diingat bahwa warna juga bermacam-macam, begitu banyak sehingga Anda tidak dapat membedakan semuanya dengan mata telanjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com