Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa awan aneh berputar yang disebut sinestia tercipta akibat tumbukan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, material di bagian paling luar sinestia menyatu menjadi Bulan, sedangkan material lainnya menyatu menjadi Bumi.
Baca juga: Apa Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet? Berikut Penjelasannya
Ada tabrakan dahsyat antara Bumi dan planet Theia yang terdiri dari material berbeda, mungkin lebih lemah dibandingkan Bumi.
Ketika Theia menyerang, Bumi masih tetap utuh. Namun, Theia pecah, dan potongan-potongan yang tersisa akhirnya menyatu menjadi Bulan.
Sayangnya, teori ini gagal karena Bumi dan Bulan terdiri dari unsur-unsur serupa (khususnya silikon dan oksigen) dalam konsentrasi yang sama.
Baca juga: Mengenal Ionosfer, Lapisan Atmosfer Bumi yang Memantulkan Gelombang Radio
Hampir sama dengan sebelumnya, teori ini menyatakan bahwa Theia menghantam Bumi, namun tidak terjadi penguapan, dan puing-puing akibat tumbukan masih menyatu ke Bulan.
Yang unik dari teori ini adalah bahwa materi yang menyusun Theia disebut sama dengan materi yang menyusun Bumi.
Theia dan Bumi disebut terbentuk dari piringan akresi yang sama. Kemudian ada sesuatu yang mengganggu orbit Theia dan menyebabkannya menabrak Bumi.
Baca juga: Mengenal Black Hole atau Lubang Hitam, Tempat di Ruang Angkasa yang Dapat Mengisap Cahaya
Dalam teori ini, bumi awal diperkirakan dihantam bukan hanya oleh satu tumbukan, melainkan oleh beberapa tumbukan.
Setiap serangan diperkirakan telah menciptakan tumpukan puing yang akhirnya menyatu menjadi bulan kecil.
Kemudian, bulan-bulan kecil ini bergabung satu sama lain untuk membentuk Bulan seperti yang ada sekarang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.