KOMPAS.com - Alat utama sistem senjata atau alutsista bekas menjadi sorotan selama debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) ketiga untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pada Minggu (7/1/2024).
Menteri Pertahanan sekaligus capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya membeli alutsista bekas dibandingkan baru.
"Jadi, alat perang itu usianya kurang lebih 25-30 tahun, pesawat terbang, kapal perang, dan sebagainya. Jadi bukan soal bekas atau tidak bekas. Tapi usia pakai, kemudaan," kata Prabowo dalam debat capres ketiga, dikutip dari Kompas TV, Minggu.
"Jadi pesawat, umpamanya pesawat Mirage 2005 yang ada di Qatar yang rencananya kita ingin akuisisi, usia pakainya masih 15 tahun," lanjutnya.
Menurut Prabowo, jika membeli pesawat dengan teknologi terbaru, kedatangannya akan lebih lama, yakni sekitar tiga tahun.
Lantas, apa saja alutsista bekas yang dibeli oleh Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan)?
Baca juga: Profil PT TIM, Perusahaan Orang Dalam yang Disebut Anies Terkait Pengadaan Alutsista di Kemenhan
Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah membeli beberapa alutsista bekas dari negara lain.
Berikut alutsista bekas yang dibeli maupun berencana diakuisisi Kemenhan:
Salah satu jenis alutsista bekas yang dibeli Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo adalah kapal perang fregat.
Pada Juni 2021, Prabowo menandatangani kontrak kerja sama pembelian kapal perang fregat dari perusahaan pembuat kapal Italia, Fincantieri.
Melalui kesepakatan tersebut, Fincantieri akan menyuplai enam fregat kelas FREMM atau European multi-purpose frigate dan dua fregat bekas kelas Maestrale.
"Fincantieri akan menjadi kontraktor utama untuk keseluruhan program," demikian informasi dari laman Fincantieri yang dikutip Kompas.com, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Melihat Gagasan Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Keamanan Siber di Indonesia...
Kemenhan juga memutuskan untuk membeli dua belas unit pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar.
Pengadaan ini dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU tertanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 Euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.
Pembelian pesawat pabrikan Dassault Aviation, Perancis itu bertujuan untuk menutup jarak kesiapan tempur TNI AU.
Di sisi lain, pesawat-pesawat tempur milik TNI AU pun banyak yang akan dilakukan upgrade dan overhaul atau perbaikan.
Pengiriman pesawat pesanan pengadaan baru sendiri disebut akan memakan waktu. Karenanya, pembelian pesawat Mirage 2000-5 bekas Qatari Air Force dinilai sebagai solusi memenuhi kesiapan pesawat tempur TNI AU.