Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Kasus Mutilasi Terapis Pijat di Malang, Korban Sudah Hilang sejak Oktober 2023

Kompas.com - 07/01/2024, 19:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang terapis pijat di Kota Malang, Jawa Timur bernama AR diamankan polisi atas dugaan kasus pembunuhan dan mutilasi pada Jumat (5/1/2024).

AR diduga membunuh dan memutilasi AP (34), seorang pemilik kafe asal Surabaya. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban hanya tersisa tulang belulang.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto menjelaskan, saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus ini.

"Ini masih dalam penanganan kami, sementara satu orang diamankan," kata Danang dilansir dari Kompas.com, Sabtu (6/1/2023).

Berikut 4 fakta kasus mutilasi yang dilakukan oleh terapis pijat di Malang.

Baca juga: Sosok Suami Pelaku Mutilasi Istri di Malang, Polisi Sebut Kondisi Kejiwaan Normal


1. Korban hilang sejak Oktober 2023

Diketahui, korban sebenarnya telah dilaporkan hilang sejak Oktober 2023.

Ini bermula ketika AP pamit untuk berangkat kondangan di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada 14 Oktober 2023 sekitar pukul 13.00 WIB, dikutip dari Kompas.com.

Setelah berangkat, AP melanjutkan perjalanan ke kafe miliknya yang berada di Kota Batu, Jawa Timur dengan mengendarai mobil.

Kemudian, AP memberi kabar kepada orang tuanya akan pulang ke Surabaya dan mampir dahulu ke Kota Malang karena ada keperluan.

Namun, setelah perjalanan tersebut, AP tidak dapat dihubungi kembali dan dinyatakan hilang.

Baca juga: YouTuber Asal Spanyol Bunuh dan Mutilasi Temannya di Thailand, Apa Penyebabnya?

2. Potongan tubuh ditemukan di sungai

Beberapa hari setelahnya, warga menemukan potongan tubuh manusia di sungai daerah Kedungkandang, Kota Malang.

Setelah menerima laporan warga, polisi langsung mendalami temuan bagian tubuh tersebut dam melakukan penelitian di rumah sakit.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengatakan, AR saat itu sudah mengakui pembunuhannya terhadap AP.

"Tersangka sudah mengakui, kooperatif, tapi kami harus membuktikan secara sains. Setelah dipastikan bahwa benar ada tengkorak, maka tengkorak itu saat ini dilakukan penelitian di rumah sakit," kata Wasis, dilansir dari Kompas.com, Sabtu.

Meski demikian, pihak rumah sakit juga menghubungi keluarga untuk mencari tahu struktur gigi dan lainnya agar memudahkan proses penyelidikan.

Baca juga: Kasus Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Motif Masih Didalami

Halaman:

Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com