Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Anies, Cak Imin, dan Ganjar soal Makan Malam Berdua Jokowi-Prabowo

Kompas.com - 07/01/2024, 15:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dia memohon Jokowi menjaga netralitasnya saat akan mengakhiri jabatan sebagai presiden.

"Kita mohon-mohon Pak Jokowi mengakhiri jabatannya untuk betul-betul menjaga netralitas," kata Cak Imin di Makam Sunan Ampel, Surabaya, diberitakan Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini juga meminta masyarakat ikut menjaga netralitas Jokowi selama pemilihan umum (Pemilu). Ini dilakukan untuk menjaga legitimasi dari Pemilu 2024.

"Paling penting rakyat, civil society, kita semua, harus menjaga presiden supaya netral. Karena begitu presiden dan anak buahnya sampai ke bawah enggak netral, pemilu akan hancur legitimasinya," ujar dia.

Menurutnya, keberpihakan akan menyia-nyiakan dana Pemilu sebesar triliunan rupiah serta merusak sistem demokrasi di masa depan.

Dia meminta, gelaran Pemilu pada 14 Februari 2024 diadakan tanpa kecurangan.

"Bisa jadi kita mengulang dari titik nol demokrasi. Karena itu wajib hukumnya, kita lawan kecurangan, kita awasi kecurangan," tegas dia.

Baca juga: Tanggapan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud Usai Penetapan Nomor Urut

Ganjar singgung keberpihakan

Calon presiden dan wakil presiden nomoe ueKOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Calon presiden dan wakil presiden nomoe ue
Di sisi lain, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo ikut menanggapi pertemuan makan malam antara Jokowi dan Prabowo.

Dia mengungkapkan tidak ambil pusing terkait pertemuan itu. Ini karena Jokowi terlihat menunjukkan keberpihakannya dalam Pilpres 2024.

"Kalau buat saya pasti itu sudah menunjukkan sikap berpihak begitu ya, kalau saya sih biasa saja, kan memang sudah berpihak," kata Ganjar di Pulogebang, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).

Situasi ini membuatnya menyarankan Jokowi lebih baik mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo secara terbuka.

Meski begitu, dia berharap keberpihakan Jokowi tidak diikuti praktik penyalahgunaan kekuasaan yang menyebabkan kecurangan pada Pemilu 2024.

"Malah lebih baik kalau ditegaskan bahwa 'ya saya berpihak', yang penting tidak akan ada penyalahgunaan kewenangan, kekuasaan, sehingga semua akan bisa fair play ya, bisa jurdil, kalau buat saya biasa saja," tegasnya.

Terkait etika kepala negara yang berpihak pada capres tertentu, Ganjar menyebut ada satu kubu dalam Pilpres 2024 yang menganggap remeh persoalan etika.

"Ya memang kita punya problem etika gitu kan, kan ada yang tidak setuju dengan etika," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com