Catherine Salmon juga mengatakan anak tengah yang hidup tanpa perhatian berlebihan dari orangtua akan bersifat lebih mandiri dan tidak terkekang. Ini membuat mereka lebih punya banyak akal.
Selain itu, anak tengah sering bersikap kooperatif, pengertian , dan mementingkan keadilan. Ini membuat mereka dapat membawa perdamaian dengan kemampuan negosiasi yang baik.
Anak tengah sebagai pembawa perdamaian dapat mengontrol dirinya sehingga mampu berbicara sekaligus mendengarkan orang lain di saat yang tepat.
Mereka juga dapat bergaul dengan orang yang beragam karena terbiasa menerima berbagai pendapat berbeda dari orang lain.
Psikolog Kevin Leman menuliskan dalam bukunya bahwa anak tengah lebih cocok berpasangan dengan anak yang lahir terakhir.
Ini karena anak tengah cenderung lebih tertutup, sedangkan anak bungsu lebih terbuka dan bisa membantu mereka membuka diri.
Baca juga: 7 Kalimat yang Tidak Boleh Dikatakan ke Anak Menurut Ahli Parenting
Dilansir dari Says, penelitian di Universidad Autónoma de Madrid pada 2013 membuktikan anak tengah punya kondisi emosional yang lebih kuat.
Mereka yang tinggal bersama kedua orangtua kandungnya lebih sedikit berpotensi mengalami gangguan emosional atau didiagnosis ADHD dibandingkan saudara kandungnya.
Studi yang dilakukan John Gottman dari University of Washington membuktikan, anak tengah akan punya pernikahan lebih langgeng. Ini karena mereka lebih mampu berkompromi saat bertengkar.
Survei oleh New York Times juga membuktikan 80 persen anak tengah tidak pernah selingkuh. Sementara anak sulung 65 persen dan anak bungsu 53 persen pernah selingkuh.
Anak sulung sering disebut sebagai anak terpintar karena tingkat IQ-nya yang tinggi. Kenyataannya, anak sulung hanya berjarak satu poin lebih tinggi dari tingkat IQ anak tengah.
Keduanya juga memiliki perbedaan kepribadian. Anak sulung lebih ekstrovert, menyenangkan, dan teliti dibandingkan anak tengah.
Psikolog Catherine Salmon dan jurnalis Katrin Schumann mengatakan anak tengah lebih cenderung menjadi pemimpin dalam bisnis dan politik.
Ini karena mereka mampu berpikir lebih kreatif, imbas dari kurang mendapat perhatian dari orangtua, tidak jadi pusat perhatian, dan tidak mendapat tekanan sebagai anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.