Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Islandia Umumkan “State of Emergency” untuk Hadapi Letusan Gunung Berapi

Kompas.com - 16/11/2023, 09:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

"Jika meletus di bawah laut, hal itu bisa menyebabkan letusan Surtseyan seperti yang terjadi pada tahun 1963, juga di Islandia, dan menciptakan pulau Surtsey,” lanjutnya.

Dalam sebuah pernyataan, profesor emeritus geofisika dan bahaya iklim di University College London Bill McGuire mengatakan, tidak ada alasan untuk berpikir bahwa letusan ini akan sangat besar meski ia mencatat sangat sulit memprediksi seberapa besar letusannya.

"Kota Grindavík yang telah dievakuasi sangat dekat dengan lokasi patahan baru, dan kelangsungan hidupnya masih jauh dari terjamin," katanya.

"Semuanya tergantung pada di mana magma pada akhirnya mencapai permukaan, tetapi situasinya tidak terlihat baik bagi penduduk kota,” sambungnya.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Susunan 19.000 Gunung Berapi Bawah Laut

800 gempa bumi telah terjadi

Sejak Rabu (15/11/2023), Kantor Meteorologi Islandia mencatat sudah ada sekitar 800 gempa bumi.

Para ahli memperkirakan, deformasi tanah yang terus berlanjut kemungkinan besar disebabkan oleh aliran magma ke dalam tanggul,

“Sebagian tanggul magma tampaknya mengeras, terutama di bagian tepinya, namun tidak di daerah masuknya magma, yang diyakini berada di dekat Sundhnúk,” kata sebuah pernyataan dilansir dari LiveScience.

“Kemungkinan terjadinya letusan dinilai masih tinggi. Jika terjadi letusan, kemungkinan besar lokasinya berada di tanggul magma," lanjut pernyataan itu.

Ilmuwan mengungkapkan, letusan yang berpotensi terjadi di Semenanjung Reykjanes di Islandia adalah bagian dari siklus aktivitas gunung berapi 1.000 tahun yang kemungkinan besar akan menyebabkan letusan selama berabad-abad.

Baca juga: Letusan Gunung Krakatau 140 Tahun yang Lalu, Memicu Tsunami Besar dan Mengubah Cuaca Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com