Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Makna Slogan "From River to The Sea" bagi Perjuangan Palestina?

Kompas.com - 02/11/2023, 13:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Slogan "from river to the sea, Palestine will be free" ramai digunakan untuk menyampaikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina

Kalimat slogan tersebut berarti "dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka".

Kalimat dukungan "From river to the sea, Palestine will be free" belakangan digaungkan, terutama di media sosial, setelah rentetan serangan Israel ke wilayah Palestina. 

Tak hanya di media sosial, kalimat tersebut diucapkan dalam pidato-pidato dukungan bahkan poster-poster demonstrasi.

Kalimat "from river to the sea" memiliki sejarah panjang sebelum digunakan untuk mendukung Palestina pada tahun ini.

Lalu, apa makna dari "from river to the sea" yang dijadikan slogan dukungan kepada Palestina?

Baca juga: Kenapa Semangka Jadi Simbol Dukungan kepada Palestina?


Makna slogan "from river to the sea"

Kalimat "from river to the sea, Palestine will be free" merupakan penggalan slogan yang populer di Palestina sejak 1960-an.

Dikutip dari The Guardian (31/10/2023), slogan ini mengacu kepada tanah milik negara Palestina yang berada di antara Sungai Yordan di sebelah timur Tepi Barat hingga Laut Mediterania di sebelah barat.

Sungai Yordan berbatasan dengan wilayah yang saat ini ditempati Israel.

Seiring waktu, pendukung Israel seperti Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman menganggap slogan tersebut bermakna sebagai semangat genosida terhadap Israel.

Menurut Yousef Munayyer seorang penulis keturunan Palestina-Amerika, frasa tersebut tidak berhubungan dengan genosida atau upaya menghancurkan Israel.

Sebaliknya, kalimat ini berarti keinginan warga Palestina untuk hidup di tanah mereka sebagai warga negara yang bebas dan setara, tidak didominasi oleh orang lain atau mendominasi mereka.

Baca juga: Mengenal Kamp Jabalia, Rumah Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Jadi Sasaran Israel

Sejarah awal wilayah Palestina terbagi dua

Warga Palestina berkumpul saat aksi protes memperingati 71 tahun 'Nakba', atau malapetaka, ketika ratusan ribu mereka dipaksa meninggalkan rumah di tengah perang yang mengelilingi kemerdekaan Israel pada 1948, dekat perbatasan Israel-Gaza, bagian timur Kota Gaza, Rabu (15/5/2019).ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem Warga Palestina berkumpul saat aksi protes memperingati 71 tahun 'Nakba', atau malapetaka, ketika ratusan ribu mereka dipaksa meninggalkan rumah di tengah perang yang mengelilingi kemerdekaan Israel pada 1948, dekat perbatasan Israel-Gaza, bagian timur Kota Gaza, Rabu (15/5/2019).
Memahami slogan "from river to the sea" tidak terlepas dari sejarah wilayah negara Palestina terbagi menjadi dua dan ditempati oleh Israel.

Dikutip dari Dawn (28/10/2023), Kerajaan Inggris yang menjajah Palestina mengakhiri masa penjajahannya pada 1940-an.

Namun setelah itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat perjanjian akan membagi wilayah Palestina menjadi dua, sebagian ditempati warga asli dan sebagian menjadi negara bagi penganut agama Yahudi bernama Israel.

Perjanjian ini ditentang oleh negara-negara Arab. Hal ini kemudian memicu peristiwa Nakba berupa perang besar pada 1948 yang dilakukan oleh Israel ke Palestina.

Akibat Peristiwa Nakba, lebih dari 700.000 warga Palestina mengungsi secara permanen dari wilayah yang ditempati Israel. Negara Yahudi itu lalu mendeklarasikan diri sebagai negara terpisah.

Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk dengan tujuan mewakili rakyat Palestina dan aspirasi nasionalnya terhadap situasi tersebut.

Baca juga: Panduan Memahami Konflik Israel-Palestina yang Berlangsung 100 Tahun

Halaman:

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com