Ikan liar biasanya memiliki mulut yang lebih menghadap ke depan, mencerminkan kebutuhan mereka untuk mencari makan atau berburu makanan ke berbagai arah di habitat aslinya.
Baca juga: Ramai Penampakan Ikan Berbaring Disebut Tengah Terlelap, Bagaimana Posisi Ikan Tidur?
Karena terkurung di dalam kandang yang padat penduduk, ikan budi daya seringkali mengalami kerusakan fisik seperti sirip robek, sisik tergores, dan mata kabur serta terluka akibat kontak dekat dengan ikan lain dan batas kolamnya.
Hal ini terkadang dapat berdampak pada pertumbuhan mereka secara keseluruhan karena energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dialihkan untuk penyembuhan.
Ikan budi daya mungkin menunjukkan warna yang lebih kusam karena pola makan yang lebih seragam dan kondisi kehidupan yang berbeda.
Ikan hasil budi daya seringkali memiliki mulut menghadap ke atas karena diberi makan dari atas, menyesuaikan fisiologinya dengan lingkungan tempat makanan berasal dari permukaan.
Baca juga: Benarkah Makan Ikan Asin Bisa Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasan Dokter
Ikan liar biasanya menunjukkan rasa yang lebih nyata dan berbeda, mencerminkan beragamnya pola makan alami yang mereka konsumsi di perairan terbuka.
Hal tersebut dapat menghasilkan rasa yang digambarkan sebagai "asin" atau seperti "kaya mineral".
Sedangkan ikan budi daya cenderung memiliki rasa yang lebih lembut dan konsisten, sebagian besar dipengaruhi oleh pakan yang dikontrol.
Oleh karena itu, varietas yang dibudidayakan mungkin dikategorikan sebagai "mentega", "kurang amis", atau "lebih berlemak".
Nilai gizi ikan liar dan ikan budi daya menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Ikan liar yang diberi makanan alami di perairan terbuka, cenderung memiliki kandungan protein lebih tinggi, lebih sedikit lemak, serta spektrum vitamin dan mineral yang lebih kaya.
Meskipun ikan liar dan ikan budidaya menawarkan asam lemak omega-3 yang berharga, varietas ikan yang dibudidayakan seringkali mengandung kadar omega-6 yang lebih tinggi.
Kadar omega-6 yang terlalu tinggi dapat menyebabkan peradangan, sehingga berpotensi mengimbangi manfaat omega-3.
Karena ikan budi daya memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi, kalorinya juga lebih tinggi dibandingkan ikan liar.
Selain itu, karena praktik budi daya, ikan yang dibudidayakan juga mungkin memiliki kadar antibiotik dan dioksin yang tinggi, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan implikasi kesehatannya.
Namun, jika menyangkut merkuri, ikan yang dipelihara di laut akan memiliki jumlah yang sama dengan ikan yang bebas berkeliaran karena keduanya menempati habitat yang sama.
Baca juga: 4 Cara Memilih Ikan Asin yang Benar, Jangan Pilih Warna Putih Bersih
Terkadang, pembeli akan dihadapkan pada akuarium sebagai display untuk memilih ikan yang masih hidup dan segar.
Meski begitu, pembeli tidak begitu saja bisa dengan mudah memilih ikan mana yang sebaiknya dipilih untuk dibeli.
Oleh karena itu, ada beberapa langkah memilih ikan yang segar saat membelinya. Ini juga bisa berlaku jika memang ikannya sudah tidak di akuarium.