Untuk dampak positifnya, cancel culture dapat membantu memerangi kesalahan dan mengatasi kesenjangan.
Dilansir dari laman Verywell Mind, pada 2016 misalnya, banyak komunitas film yang memboikot Oscar karena kurangnya keberagaman nominasi.
Hal ini membantu mendorong perubahan sosial, sehingga pada tahun 2019, Oscar mencatatkan rekor nominasi sutradara kulit hitam terbanyak yang pernah ada.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kerja Sama Bilateral? Berikut Pengertian dan Tujuannya
Komunitas yang bersatu demi tujuan baik juga membuat orang akan lebih bijak dalam berperilaku tidak pantas atau mengunggah opini yang berpotensi menyinggung.
Namun, di sisi lain, cancel culture juga bisa memberikan dampak negatif, salah satunya terkait dengan kesehatan mental.
Cancel culture sering kali berubah menjadi penindasan bagi orang yang menjadi objek. Mereka mungkin akan merasa dikucilkan, terisolasi secara sosial, dan kesepian.
Dan sejumlah kondisi tersebut dikaitkan dengan tingkat kecemasan, depresi, dan bunuh diri yang lebih tinggi.
Alih-alih menciptakan dialog untuk saling memahami, cancel culture cenderung menutup semua komunikasi, yang pada dasarnya merampas kesempatan korban untuk belajar dan tumbuh dari kesalahannya.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Taksonomi? Berikut Pengertian dan Tingkatannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.