Sumbu Filosofi Kraton Yogyakarta adalah letak Tugu Golong-Gilig, Kraton, dan Panggung Krapyak yang berada dalam satu garis lurus.
Tugu Golong-Gilig atau tugu Pal Putih dan Panggung Krapyak merupakan simbol Lingga dan Yoni yang melambangkan kesuburan.
Hubungan filosofi antara Tugu, Kraton, dan Panggung Krapyak dan sebaliknya bersifat Hinduistis.
Kemudian oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I diubah menjadi konsep filosofi Islam Jawa “Sangkan Paraning Dumadi”
Baca juga: Goes to UNESCO, Ini Sejarah Kebaya di Indonesia
Filosofi dari Panggung Krapyak ke utara menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak (sangkaning dumadi).
Alun-alun Selatan Kraton menggambarkan manusia yang telah dewasa dan sudah wani (berani) meminang gadis karena sudah akil balig.
Sultan Hamengku Buwana, pada saat meditasi di Bangsal Manguntur Tangkil Sitihinggil Kraton Yogyakarta, filosofi dibaca dari arah selatan ke utara dengan Tugu Golong-Gilig sebagai titik pandang.
Baca juga: Populer Sejak Zaman Majapahit, Jamu Diajukan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO
Sebaliknya dari Tugu Golong-Gilig ke arah selatan merupakan perjalanan manusia menghadap Sang Khalik (paraning dumadi).
Golong Gilig melambangkan bersatunya cipta, rasa dan karsa yang dilandasi kesucian hati (warna putih) melalui Margatama (jalan menuju keutamaan).
Ke arah selatan melalui Malioboro (memakai obor/pedoman ilmu yang diajarkan para wali), terus ke selatan melalui Margamulya, kemudian melalui Pangurakan (mengusir nafsu yang negatif).
Dari ujung jalan Pangurakan sebelah utara sampai masuk ke Kedhaton akan melalui tujuh pintu (gapura) dan tujuh halaman yang melambangkan tujuh tangga menuju surga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.