Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fatma Puspita
Analis Kebijakan Madya Kemenko Marves

orang Indonesia

Menangani Polusi Udara ala Beijing

Kompas.com - 25/08/2023, 14:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kebijakan awal pengurangan polusi Jakarta adalah penggunaan kendaraan listrik untuk pejabat eselon IV keatas. Sementara kebijakan awal Beijing adalah pengembangan transportasi umum listrik.

Saat ini sudah ada 6.584 bus listrik dalam jaringan bus umum Beijing. Berprogres selama tiga dekade atau kira-kira tiap tahun bertambah 200 unit bus listrik.

Jakarta melalui TransJakarta telah memiliki sedikitnya 50 unit bus listrik. Tiongkok memiliki  385.000 bus listrik di dunia, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 600.000 unit pada 2025.

Artinya, Tiongkok memimpin pasar global dalam mobilitas listrik. Dampak pemanfaatan kendaraan listrik tentunya mengurangi polusi udara sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

Untuk kebutuhan listriknya, Beijing ditopang oleh 1 PLTU batubara dengan kapasitas 880MW, 12 PLTG (gas alam), hydro dan angin. Dapat dikatakan tulang punggung listrik Beijing adalah gas alam.

Sementara untuk kelistrikan, Jakarta dikelilingi oleh 10 PLTU (7 di antaranya berada di provinsi Banten) dan hanya 1 PLTU sekitar Jakarta yang telah melakukan co-firing (campuran batubara dan biomassa).

Jadi, energi yang masih dimanfaatkan Jakarta saat ini memang belum bersih. Jakarta dapat lebih progresif dalam transisi ke energi baru terbarukan, misalnya dengan menambah komposisi biomass dalam co-firing batubara pada PLTU.

Cara Beijing menangani polusi udara memadukan political will, teknologi, dan ekonomi yang diwujudkan dalam perjuangan yang konsisten serta proses panjang.

Pekerjaan yang tetap harus dilaksanakan secara konsisten meskipun kelak tidak lagi menjadi isu panas di media arus utama maupun media sosial.

Kita tidak bisa mengukur pada hari pertama atau bahkan pekan pertama 50 persen PNS Pemda DKI Jakarta bekerja dari rumah lalu polusi Jakarta akan langsung turun signifikan.

Dibutuhkan pekerjaan terintegrasi dari pemantauan kualitas udara, penegakan hukum, pemanfaatan mobilitas kendaraan listrik, penanaman lebih banyak pohon, mengembangkan hutan-hutan kota, hingga pemanfaatan energi bersih terbarukan.

Kita semua harus memahami, menangani polusi udara adalah perjuangan yang tidak sebentar.

Orang bijak berkata, pengalaman adalah guru paling baik. Maka, sambil menunggu hujan turun, kita semua bisa belajar dan berproses dari pengalaman tiga dekade Beijing dan pemerintah Tiongkok menangani polusi udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com