Dengan demikian, sepanjang tahun, langit malam bukan hanya akan dihiasi hujan meteor perseid, melainkan juga hujan meteor lain.
Hujan meteor perseid sendiri berasal dari debu-debu sisa komet Swift-Tuttle yang berpapasan dengan Bumi antara pertengahan Juli dan Agustus.
"(Saat puncak 13 Agustus 2023) meteor akan melintas sekitar 1-2 meteor per menit," lanjut Emanuel.
Baca juga: Fenomena Astronomis Agustus 2023: Puncak Hujan Meteor dan Supermoon
Senada, peneliti astronomi dan astrofisika BRIN Clara Yono Yatini mengungkapkan, hujan meteor adalah peristiwa astronomis yang akan terjadi beberapa kali dalam setahun.
"Penamaannya tergantung meteor itu berasal dari wilayah mana," jelasnya, saat dihubungi secara terpisah, Minggu.
Selain perseid, dalam waktu terdekat, masyarakat Indonesia dapat menikmati pemandangan hujan meteor draconid yang mencapai puncak pada 8-9 Oktober 2023.
Sama halnya hujan meteor perseid, Clara membenarkan bahwa fenomena pada Oktober mendatang ini juga dapat dilihat setiap tahun pada bulan yang sama.
Dikutip dari Kompas.com (2/10/2021), hujan meteor draconid terjadi setiap tahun saat orbit Bumi melewati debris dari komet 21P atau yang disebut komet Giacobini Zinner.
Tempat paling terang untuk mengamati hujan meteor draconid adalah pada kepala konstelasi bintang Draco, yakni di langit utara di samping rasi Ursa Mayor.
"Iya, kira-kira seperti itu (hujan meteor perseid terjadi setiap Agustus dan draconid setiap Oktober)," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.