Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Oppenheimer dan Prometheus

Kompas.com - 24/07/2023, 15:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 17 Juni 2023, saya menulis naskah berjudul “Oppenheimer dan Bhagavad Gita” untuk Kompas.com.

Lebih dari sebulan kemudian, menjelang akhir Juli 2023, saya berkesempatan menonton produksi industri film Hollywood berjudul “Oppenheimer”.

Menurut selera subyektif saya, film garapan Christopher Nolan ini layak memperoleh anugerah Oscar sebagai film terbaik, sutradara terbaik, pemeran utama terbaik, pemeran pembantu terbaik serta penggubah musik terbaik.

Beda dari saya yang mengaitkan Oppenheimer dengan Bhagavad Gita sebagai bagian dari kitab wiracarita Mahabharata, Nolan menulis skenario Oppenheimer berdasar novel American Prometheus karya Martin J. Sherwin dan Kai Bird yang sempat memproleh anugerah Pullitzer.

Di dalam wiracarita mitologi Yunani kuno, Prometheus adalah putra sesosok Titan bernama Iapetos dan sesosok Okeanid bernama Klimene yang mencuri api dari sang mahadewa Zeus untuk kemudian diserahkan oleh Prometheus kepada manusia.

Perilaku Prometheus yang berpihak kepada manusia membuat Zeus murka kemudian mengutuk Prometheus abadi dibelenggu pada sebuah batu.

Setiap hari datang burung gagak memakan hati Prometheus. Pada malam harinya, hati Prometheus tumbuh kembali untuk pada keesokan harinya kembali dimakan burung gagak dan seterusnya.

Sampai pada suatu hari akhirnya Herakles membebaskan Prometheus dari belenggu kutukan Zeus.

Secara anumerta, Oppenheimer disamakan oleh Sherwin dan Bird dengan Prometheus. Seperti Prometheus dianggap berjasa atau berdosa menyerahkan api ke manusia, Oppenheimer dianggap berjasa atau berdosa membuka rahasia tenaga nuklir untuk membuat bom atom di Los Alamos, New Mexico, Amerika Serikat yang digunakan oleh Presiden Truman untuk menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki dengan alasan menghentikan Perang Dunia II.

Padahal Kaisar Hirohito sebenarnya sudah siap menyatakan Jepang menyerah kalah setelah Hitler bunuh diri dan Jerman bertekuk lutut kepada Sekutu.

Di dalam film Oppenheimer garapan Nolan, dikisahkan bagaimana Oppenheimer dihukum oleh penguasa Amerika Serikat atas tuduhan menjadi mata-mata Uni Sowyet sebagai bagian dari gerakan antikomunis McCarthyisme seperti Prometheus dihukum oleh Zeus.

Dan juga seperti Prometheus akhirnya dibebaskan oleh Herakles, maka Oppenheimer akhirnya dibebaskan dari segala fitnah penguasa oleh para ilmuwan termasuk Albert Einstein dan seorang senator muda bernama John F. Kennedy.

Pada 1963, Presiden Kennedy menganugerahkan Penghargaan Enrico Fermi kepada Oppenheimer sebagai awal rehabilitasi nama baik ilmuwan kebanggaan Amerika Serikat yang dikenang sepanjang masa secara positif maupun negatif termasuk oleh diri Oppenheimer sendiri yang disohorkan oleh majalah Time sebagai Bapak Bom Atom.

Setelah melihat bagaimana bom atom dimanfaatkan untuk menewaskan manusia secara massal, memang lubuk sanubari Oppenheimer dirundung rasa bersalah sampai akhir hayat dikandung badan putra terbaik Amerika Serikat kelahiran New York City yang meninggalkan dunia fana di Princeton tersebut.

Pada hakikatnya, film Oppenheimer garapan Nolan menyadarkan kita semua bahwa sains dan teknologi sama halnya dengan agama dan politik senantiasa rawan terancam tercemar kemelut konflik akhlak serta intrik kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com