Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status KIP Berubah Jadi Tidak Berlaku, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 21/07/2023, 19:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto dengan narasi soal status Kartu Indonesia Pintar (KIP) berubah ramai diperbincangkan warganet Twitter.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini pada Jumat (21/7/2023).

Dalah unggahan, terlihat status KIP seorang warganet yang diakses melalui situs SIPINTAR berubah dari "Berlaku" menjadi "Tidak Berlaku".

Awalnya, status KIP digital itu pada 11 Maret 2023 adalah "Berlaku".

Namun, pada 21 Juli 2023, status KIP berubah menjadi "Tidak Berlaku".

"Ptn! aku salah satu pelamar kip kuliah, tadi setelah aku cek kenapa statusnya tidak berlaku ya?? aku masih bisa dapet beasiswa kip kuliah kan?? btw aku juga punya kartu KIP sejak SD. Makasih temen-temen," tulis warganet tersebut.

Lantas, mengapa status KIP tersebut bisa berubah?

Baca juga: Tidak Lolos KIP Kuliah Padahal Gaji Orangtua Rp 750.000, Ini Kata Kemendikbud

Penjelasan Kemendikbud Ristek

Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbud Ristek Abdul Kahar mengatakan, status KIP bisa berubah ketika penerima sudah tidak terdaftar di sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Bisa disebabkan perubahan status keluarganya di DTKS, yang dulu masuk sekarang tidak masuk. Tapi harus kami pastikan dulu ya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/7/2023).

Selain data di DTKS, perubahan status KIP itu juga disebabkan oleh data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

"Kalau tidak terdaftar lagi di DTKS dan P3KE tentu dianggap sudah tidak layak (menerima KIP), karena KIP ini hanya untuk orang miskin yang secara data terdaftar di DTKS dan P3KE," jelas Kahar.

Kahar mengungkapkan, terdaftar tidaknya data seseorang dalam DTKS merupakan kewenangan Dinas Sosial wilayah setempat.

"Terdaftar tidaknya di DTKS itu kami tidak tahu karena lingkup kewenangannya ada di Dinas Sosial di bawah Kemensos," ucap Kahar.

"Yang pasti kami mengacunya di sana karena itu salah satu data terkait kemiskinan yang ada di Indonesia dan juga P3KE," imbuhnya.

Baca juga: Cara Bikin KIP Kuliah untuk Daftar Jalur Mandiri PTN dan PTS 2023

Mengenal DTKS

DTKS merupakan salah satu bukti keterbatasan ekonomi bagi siswa yang akan mendaftar program KIP.

Dilansir dari Kompas.com (19/2/2023), DTKS adalah data induk yang berisi data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Penerima Bantuan dai Pemberdayaan Sosial, serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

Data di dalam DTKS ini diperbaharui setiap bulan yang diawali dari usulan daerah.

Selanjutnya, data itu akan divalidasi oleh Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Selain diusulkan oleh pemerintah daerah, DTKS juga diusulkan oleh Kementerain Sosial.

DTKS juga bisa diusulkan secara mandiri oleh masyarakat.

Baca juga: Mengenal DTKS: Pengertian, Cara Daftar, dan Mendapatkan Surat Keterangannya

Mereka yang terdaftar di DTKS secara otomatis mendapat Program Indonesia Pintar (PIP), termasuk KIP.

Penetapan penerima PIP mengacu pada dua kategori, yakni:

  1. Siswa yang keluarganya terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
  2. Diusulkan oleh dinas pendidikan atau pemangku kepentingan.

Dengan begitu, apabila ada siswa tidak masuk kedua kategori tersebut, semiskin apapun, pemerintah tidak punya dasar untuk memberikan PIP kepada yang bersangkutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Tren
Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Tren
Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Tren
Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Tren
AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

Tren
Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Tren
Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Tren
Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com