KOMPAS.com - Aryanto Misel ternyata tidak hanya menemukan Niku Banyu (Nikuba), alat inovasi yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Sebelumnya, Aryanto Misel, pria asal Cirebon, Jawa Barat itu juga membuat alat inovasi lainnya.
Dalam wawancara eksklusif bersama dengan Aiman di Kompas TV, Aryanto juga membuat alat pemadam api ringan (APAR) yang terbuat dari kulit singkong.
Pria kelahiran Semarang, 30 Agustus 1955, itu menjelaskan alasan mengapa kulit singkong bisa digunakan untuk bahan APAR yang diklaim tidak menggunakan bahan kimia itu.
"Di dalam kulit singkong itu mengandung yang namanya potasium sitrat. Potasium sitrat itu untuk melawan api," terangnya dalam wawancara bersama Kompas TV (2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sistem kerja alat tersebut tidak menutup oksigen, tetapi memutus mata rantai reaksi pembakaran.
Baca juga: Ramai soal Nikuba, Mungkinkah Air Bisa Diubah Jadi Bahan Bakar?
Selain membuat APAR organik dari bahan kulit singkong, Aryanto juga membuat pemadam api dengan sistem lempar. Alat itu diberinya nama Anaro.
Bentuknya bulat seperti bola yang dibungkus dengan styrofoam berwarna hijau yang kemudian diikat dengan plastik.
"Di dalamnya itu (ada) serbuk kulit singkong. 99 persen bubuk kulit singkong, 1 persennya anti gumpalnya," kata Aryanto.
Alat tersebut akan meledak dalam hitungan menit dan memadamkan api.
"Indonesia tidak ada yang nerima. Ya karena Indonesia kalau ada barang murah kan enggak mau," kata dia.
Pada saat itu, harga alat pemadam kebakaran itu hanya Rp 200.000, lebih murah dari APAR pada umumnya yang dibanderol dengan harga Rp 270.000-Rp 300.000.
Saat dicoba, alat tersebut benar-benar meledak dan mengeluarkan serbuk berwarna putih.
"Itu serbuk kalau buat pupuk kebon sangat sumbur sekali," terang Aryanto.
Teknologi tersebut kemudian dijual patennya pada perusahaan riset di Hongkong dan Singapura seharga Rp 350 juta.
Baca juga: Penemu Nikuba Diundang ke Italia, BRIN: Kami Tidak Memberi Pengakuan