Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Meninggal Usai Makan Daging Sapi Positif Antraks, Kenali Ciri dan Gejalanya!

Kompas.com - 05/07/2023, 13:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Dilansir dari laman Balai Besar Veteriner Wates, hewan yang terinfeksi antraks memiliki ciri-ciri berupa:

  • Demam tinggi.
  • Gelisah.
  • Kesulitan bernapas.
  • Kejang.
  • Sering rebahan.

Namun, tak jarang hewan ternak mati mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis.

Selain itu, sering pula ditemukan ekskreta atau produk buangan berupa darah yang keluar dari lubang-lubang termasuk hidung, mulut, telinga, dan anus.

Pembengkakan pada daerah tertentu seperti daerah leher, dada, abdomen, dan sekitar kelamin juga sering ditemukan.

Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak

Gejala antraks pada manusia

Sebagai zoonosis atau penyakit dari hewan ke manusia, bakteri penyebab antraks dapat masuk melalui berbagai cara.

Beberapa di antaranya mengonsumsi bahan makanan atau benda yang tercemar, serta kontak langsung luka terbuka dengan bahan tercemar spora.

Infeksi bakteri penyebab antraks sendiri dapat menyerang kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan, serta menimbulkan gejala yang bervariasi.

Adapun gejala antraks, biasanya muncul dalam waktu enam hari setelah terinfeksi bakteri.

Berikut beberapa gejala antraks berdasarkan cara penularannya, seperti dilansir WebMD dan Mayo Clinic:

Gejala antraks pada kulit

Bakteri penyebab antraks dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka pada kulit. Selanjutnya, penderita akan merasakan gejala berupa:

  • Benjolan kulit yang terasa gatal dan dengan cepat berubah menjadi luka.
  • Pusat luka berwarna hitam, seperti borok, tanpa disertai rasa sakit.
  • Pembengkakan pada area luka dan di dekat kelenjar getah bening.
  • Terkadang muncul gejala yang menyerupai flu, seperti demam dan sakit kepala.

Gejala antraks gastrointestinal

Konsumsi daging hewan terinfeksi yang kurang matang juga dapat menyebabkan antraks gastrointestinal.

Antraks jenis ini menyerang saluran pencernaan, mulai dari tenggorokan hingga usus besar, dengan gejala:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Sakit perut.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Demam.
  • Sakit tenggorokan dan sulit menelan.
  • Muncul benjolan pada leher.
  • Jika sudah parah, penderita dapat mengalami diare dan buang air besar berdarah.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Gejala antraks inhalasi

Antraks inhalasi terjadi saat spora bakteri Bacillus anthracis terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Antraks jenis ini merupakan yang paling berbahaya dan mematikan.

Gejala antraks inhalasi, antara lain:

  • Gejala menyerupai flu selama beberapa jam atau hari, seperti demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot.
  • Dada terasa sakit.
  • Sesak napas.
  • Mual.
  • Batuk berdarah.
  • Terasa sakit saat menelan.
  • Demam tinggi.
  • Kesulitan bernapas.
  • Syok atau kondisi ketika tekanan darah menurun secara drastis.
  • Meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang.

Baca juga: Kementan: Antraks Dapat Dikendalikan melalui Vaksinasi

Gejala antraks injeksi

Antraks dapat disebabkan penggunaan jarum suntik ilegal, seperti pada pemakaian obat-obatan terlarang dengan suntikan.

Gejala antraks jenis ini meliputi:

  • Kemerahan pada area yang disuntik.
  • Pembengkakan.
  • Syok.
  • Beberapa organ gagal berfungsi.
  • Meningitis.

Jika berada di lingkungan kemungkinan antraks berkembang dan merasakan gejala menyerupai flu, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Pemeriksaan juga penting dilakukan jika baru saja mengonsumsi atau kontak langsung dengan hewan positif antraks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com