Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Penting Diketahui Orangtua Saat Anak Bermain Game Roleplay

Kompas.com - 23/06/2023, 07:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

5. Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua?

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023), dokter spesialis kejiwaan Zuliva Oktanida Syarif menyarankan, sebaiknya para orangtua mengambil sikap bijak namun tetap tenang untuk menangani anak yang sudah kecanduan permainan online seperti roleplay.

Sebelum mengambil tindakan, pertama-tama orangtua harus mencari tahu terlebih dahulu mengenai seluk-beluk game yang dimainkan dan kemungkinan dampak buruknya.

“Kemudian, dekati anak, cari tahu apa yang dia cari dari bermain ini,” kata Zuliva.

Bisa ada banyak kemungkinan penyebab anak kecanduan bermain roleplay, salah satunya adalah mungkin mereka merasa kurang perhatian dari orangtua.

“Mungkin dia depresi di keluarga karena orangtua yang sibuk bekerja, sehingga ia mencari kebahagiaan lain dari bermain RP ini,” jelasnya.

Menurutnya, penyebab bermain roleplay tersebut harus diatasi terlebih dahulu oleh orang tua bersama anaknya.

Selanjutnya, orangtua harus mencari tahu dampak psikologis yang mungkin sudah ada pada anak dari kebiasaan bermain roleplay.

“Kalau memang kesulitan, orangtua bisa mencari bantuan profesional, bisa ke psikolog atau psikiater, untuk anak dinilai lebih lanjut apakah sudah memiliki dampak psikologis akibat permainan ini,” terangnya.

Jika sudah ada dampak psikologis pada anak dari kecanduan roleplay, ia mungkin membutuhkan terapi.

Baca juga: Cara Mengatur Privasi Unggahan Video di TikTok

Lebih lanjut, Zuliva menilai bentakan atau amarah yang meluap-luap dari orangtua kepada anak tidak efektif dalam menyampaikan pesan mengenai dampak buruk dair kecanduan roleplay.

"Coba untuk Kelola emosi agar tidak emosional ketika menghadapi anak yang ternyata bermain atau bahkan sudah kecanduan ini,” kata dia.

“Kalau orangtua bereaksi dengan marah-marah, anak sulit menangkap maksudnya apa, apa pesannya,” sambungnya.

Menurutnya, anak-anak cenderung masih sulit untuk menangkap pesan tersirat dari orangtua tanpa adanya penjelasan yang konkret.

“Dia hanya tahu bahwa orangtuanya marah terhadap dirinya, anak tidak menangkap pesan apa yang perlu dipelajari dari hal (sikap orangtua) itu. Sehingga, bisa dikatakan percuma kita (sebagai orangtua) marah-marah,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, sikap keras orang tua kepada anak yang melakukan kesalahan dapat merusak relasi emosional, justru menimbulkan masalah baru seperti anak menjadi tidak terbuka atau sembunyi-sembunyi.

Apalagi, jika anak merasa dipermalukan oleh sikap orangtua. Itu bisa menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri anak.

Untuk diketahui, anak-anak khususnya yang beranjak remaja berada dalam fase belajar mengendalikan emosi dan mengunkapkan perasaan.

“Jadi, orangtua diharapkan untuk lebih bisa mengendalikan emosi dalam menyikap hal ini (kecanduan game roleplay,” tandasnya.

Baca juga: Cara Mengubah Status Akun TikTok Menjadi Privat

(Sumber: Kompas.com/Zulfikar Hardiansyah, Alinda Hardiantoro, Shintaloka Pradita Sicca I Editor: Zulfikar Hardiansyah, Shintaloka Pradita Sicca)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Tren
Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Tren
Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Tren
Sidang Isbat Idul Adha 2024: Link, Susunan Acara, dan Lokasi Pemantauan Hilal

Sidang Isbat Idul Adha 2024: Link, Susunan Acara, dan Lokasi Pemantauan Hilal

Tren
Arab Saudi Umumkan Idul Adha 16 Juni 2024, Indonesia Kapan?

Arab Saudi Umumkan Idul Adha 16 Juni 2024, Indonesia Kapan?

Tren
Cara Daftar Program Rehab BPJS Kesehatan, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Program Rehab BPJS Kesehatan, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Beruntun Indonesia atas Irak

Media Asing Soroti Kekalahan Beruntun Indonesia atas Irak

Tren
LINK Live Streaming Sidang Isbat Idul Adha 2024

LINK Live Streaming Sidang Isbat Idul Adha 2024

Tren
Jadi Ormas Pertama, Ini Alasan PBNU Ajukan Izin Kelola Tambang ke Pemerintah

Jadi Ormas Pertama, Ini Alasan PBNU Ajukan Izin Kelola Tambang ke Pemerintah

Tren
'Cybertyping': Munculnya Julukan 'The Nuruls' hingga 'Jamet Kuproy' di Medsos

"Cybertyping": Munculnya Julukan "The Nuruls" hingga "Jamet Kuproy" di Medsos

Tren
Kalah dari Irak, Ini 3 Skenario Indonesia Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kalah dari Irak, Ini 3 Skenario Indonesia Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Terlihat Biru di Siang Hari, Mengapa Langit Menjadi Merah atau Oranye Saat Senja?

Terlihat Biru di Siang Hari, Mengapa Langit Menjadi Merah atau Oranye Saat Senja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com