KOMPAS.com – Hari Peduli Albino Sedunia atau World Awareness Albinism Day diperingati setiap 13 Juni. Tahun ini, hari peringatan tersebut jatuh pada Selasa (13/6/2023).
Dilansir dari Kompas.com Minggu (11/6/2023), mayoritas penderita albino meninggal karena kanker kulit antara usia 30 dan 40 tahun di beberapa negara.
Hari Peduli Albino Sedunia diharapkan membuat masyarakat saling peduli dan membantu para penderita albino dengan tidak membeda-bedakan mereka.
Dikutip dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tema peringatan tahun ini adalah "Inclusion is Strength" atau "Inklusi adalah Kekuatan" yang didasarkan pada tema tahun lalu, yaitu "United in Making Our Voice Heard" atau "Bersatu dalam Membuat Suara Kita Didengar".
Tujuannya adalah untuk memastikan masuknya suara orang-orang dengan albinisme di semua sektor kehidupan.
Ini menekankan pentingnya inklusi keragaman kelompok baik dari dalam maupun luar komunitas albinisme.
Baca juga: Ramai soal Bocah Albino di Wonogiri, Apa Penyebabnya dan Bisakah Disembuhkan?
Lantas, apa itu albino?
Dilansir dari ClevelandClinic, kata albino berasal dari istilah Latin “albus” yang berarti putih. Albino seringkali disebut juga dengan albinisme.
Albino merupakan kelainan genetik di mana seseorang lahir dengan lebih sedikit atau tanpa pigmen melanin dari normalnya.
Melanin merupakan senyawa kimia dalam tubuh yang memberikan warna kulit, rambut, dan mata.
Oleh karena itu, kebanyakan orang albino memiliki kulit, rambut, dan mata yang berwarna putih pucat karena tidak mengandung melanin.
Mereka rentan terhadap sengatan matahari dan kanker kulit.
Umumnya, penderita albino akan terasa perih atau kulitnya berubah warna menjadi merah jika terkena paparan sinar matahari.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan ampuh untuk menyembuhkan albino.
Baca juga: 8 Kebiasaan Penyebab Penuaan Dini pada Kulit
Terdapat beberapa jenis abino atau alibinisme sesuai dengan tingkat pigmentasinya, yaitu: