Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Untung-Rugi Indonesia Lawan Argentina di FIFA Matchday 19 Juni 2023

Kompas.com - 26/05/2023, 08:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Timnas Indonesia akan menjajal kekuatan juara Piala Dunia 2022, Argentina, pada laga FIFA Matchday.

Pertandingan kedua negara bakal dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Senin (19/6/2023).

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, ada dua alasan mengapa Tim Tango menjadikan Indonesia sebagai lawan uji coba.

Baca juga: Mengapa Sepak Bola Kerap Diwarnai Kerusuhan?

Alasan pertama adalah Indonesia berhasil merengkuh medali emas cabor sepak bola SEA Games 2023 di Kamboja.

Sementara itu, Argentina juga menilai Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya menyukai sepak bola.

"Kita juara SEA Games. Itu dipandang sama Argentina. Artinya apa? Kita bisa memosisikan sebagai negara terbaik di Asia Tenggara untuk saat ini. Enjoy saja dulu," ujar Erick dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Perjalanan Penantian 32 Tahun Medali Emas SEA Games untuk Timnas Indonesia

Lantas, apa saja keuntungan dan kerugian Indonesia yang akan berhadapan dengan Argentina pada laga FIFA Matchday.

Baca juga: Drama Indonesia Vs Thailand: Manajer Timnas Dipukul, Hujan Kartu Merah, dan Pemain Berdarah

Keuntungan Indonesia lawan Argentina

Pengamat sepak bola Akmal Marhali membeberkan dua keuntungan bagi Indonesia yang telah dipastikan bakal melawan Argentina.

Ia mengatakan bahwa pertandingan melawan La Albiceleste sejatinya adalah uji coba yang bagus.

Sebabnya, anak asuhan Shin Tae Yong akan berhadapan dengan negara yang baru saja menjuarai Piala Dunia 2022 dan berada di peringkat 1 FIFA.

"Secara mental kita akan sangat teruji dengan kehadiran Argentina (di Indonesia)," kata Akmal kepada Kompas.com, Kamis (25/5/2023).

Akmal juga mengungkapkan, pertandingan melawan Argentina juga dapat memberikan banyak pelajaran bagi Indonesia.

Baca juga: Viral, Video Argentina Resmi Cetak Uang Baru Bergambar Lionel Messi, Benarkah?

Timnas Argentina U20 berpose sebelum kickoff pertandingan melawan Uzbekistan pada fase Grup A Piala Dunia U20 2023 di Stadion Madre de Ciudadaes, Senin (21/5/2023) dini hari WIB. Laga Argentina vs Uzbekistan berakhir dengan skor 2-1. (Photo by Gustavo ORTIZ / AFP)AFP/GUSTAVO ORTIZ Timnas Argentina U20 berpose sebelum kickoff pertandingan melawan Uzbekistan pada fase Grup A Piala Dunia U20 2023 di Stadion Madre de Ciudadaes, Senin (21/5/2023) dini hari WIB. Laga Argentina vs Uzbekistan berakhir dengan skor 2-1. (Photo by Gustavo ORTIZ / AFP)

Kerugian Indonesia lawan Argentina

Di sisi lain, Akmal juga menyoroti beberapa aspek yang merugikan Indonesia dalam pertandingan uji coba melawan Argentina.

Hal pertama yang ia sorot adalah besarnya dana yang digelontorkan PSSI untuk memboyong anak asuh Lionel Scaloni ke Indonesia.

Akmal menerangkan, semisal match fee yang dibayarkan Indonesia demi bertanding melawan Argentina sebesar 5 juta dollar AS atau setara Rp 73 miliar, maka dana tersebut jumlahya terlalu besar.

Bahkan, Akmal menyebut match fee yang dibayarkan Indonesia supaya bisa bertanding melawan Argentina bakal menjadi yang terbesar sepanjang sejarah persepakbolaan nasional.

"Maka ini merupakan match fee terbesar diterima oleh salah satu negara saat beruji coba dengan Indonesia. Terbesar sepanjang sejarah sepak bola Indonesia," jelas Akmal.

Baca juga: Kata PSSI soal Tiket Timnas Indonesia Vs Argentina

Dana lawan Argentina bisa dialokasikan untuk kepentingan lain

Akmal mengatakan, semisal PSSI menggelontorkan puluhan miliar demi Indonesia bertanding melawan Argentina, sebenarnya keputusan ini bukanlah hal yang bagus.

Dana sebesar itu sejatinya dapat dialokasikan untuk kepentingan lain demi membangun persepakbolaan Indonesia. Salah satunya unntuk pembinaan usia muda.

"Utamanya membangun pondasi persepakbolaan Indonesia yang lebih kuat," imbuh Akmal.

Di sisi lain, dana sebesar Rp 73 miliar juga dapat dialihkan untuk membayar utang wasit dan match commissioner senilai Rp 2,16 miliar.

Baca juga: Sederet Tragedi Suporter Sepak Bola di Indonesia

Akmal juga menyarankan, dana sebesar Rp 73 miliar dialokasikan untuk menyelenggarakan trofeo atau turnamen.

"Bisa bikin trofeo atau kejuaran antara Indonesia dengan tim terbaik asia, seperti Jepang, Arab Saudi, atau negara-negara Eropa, seperti Norwegia dan lainnya," kata Akmal.

"Sehingga kemudian berdaya guna dibandingkan hanya sekadar menghadirkan Argentina," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Ronaldinho dan Mengenal Apa Itu Trofeo Sepak Bola?

Berharap ada kerja sama Indonesia-Argentina

Di balik laga FIFA Matchday, dirinya berharap PSSI bisa memanfaatkan momentum pertandingan uji coba melawan Argentina untuk mengembangkan sepak bola nasional.

Kesempatan tersebut dapat digunakan untuk menggelar coaching clinic dengan pemain Argentina atau mengirim pemain ke klub-klub tertentu.

"misalnya dalam bentuk sister city pemain-pemain berbakat Idnonesia bisa dititipkan ke Boca Juniors atau River Plate dan sejumlah klub elite lainnya," saran Akmal.

"Sehingga kemudian bakat, kualitas, dan kemampuan pemain Indonesia bisa terasah dengan baik," pungkasnya.

Baca juga: 2 Kali Dicuri, Ini Sejarah Trofi Piala Dunia dari Masa ke Masa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com